KOMPAS.com - Bupati Sumenep Achmad Fauzi mememinta semua pihak untuk melestarikan kebudayaan rokat desa dan petik laut.
“ Rokat desa dan petik laut di Desa Kertasada merupakan warisan leluhur yang masih lestari. Ini layak diapresiasi dan diteruskan, karena menjadi salah satu wajah dari ragamnya budaya di Sumenep,” kata Achmad Fauzi, dikutip dari keterangan persnya, Jumat (10/3/2023).
Hal tersebut disampaikan Achmad Fauzi saat menghadiri langsung acara Rokat Desa dan Petik Laut 2023 di Desa Kertasada, Kalianget, Jumat.
Pada perayaan tahun ini, Achmad Fauzi terlihat berbaur dengan masyarakat sekitar. Ia bahkan sempat menjajal "Ul Daul" dan musik tong-tong.
Baca juga: Guru Olahraga Tipu Pedagang di Sumenep, Dijanjikan Jadi PNS Minta Uang Rp 150 Juta
Perlu diketahui, rokat desa dan petik laut merupakan ekspresi syukur para petani garam atas rezeki yang diperoleh, baik dari darat maupun laut. Di samping itu, acara ini juga sekaligus menjadi bentuk doa untuk meminta keselamatan.
Acara dibuka dengan pembacaan Al-Quran, selawat, serta doa. Masyarakat meminta rahmat Tuhan serta dijauhkan dari segala macam penyakit.
Setelahnya, tradisi leluhur tersebut dilanjutkan dengan arak-arakan desa serta mengarak sesaji keliling kampung. Masyarakat setempat menyebutnya “ider bumi”, yakni sesajian syahdan yang dilarung oleh iringan kapal atau perahu nelayan di tengah laut.
“Rokat desa dan petik laut di Desa Kertasada menjadi bukti bahwa Sumenep merupakan kabupaten yang tidak lupa dengan apa yang diturunkan nenek moyang,” ungkap Achmad Fauzi.
Baca juga: Harga Sembako di Sumenep Naik Jelang Ramadhan, Pemkab Belum Berencana Gelar Operasi Pasar