KOMPAS.com - Dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Polri), politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cucun A Syamsurijal menyoroti peningkatan citra positif Polri sebagai suatu prestasi yang signifikan.
Ia menilai, meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri tidak hanya sekadar pencapaian, tetapi juga menjadi modal besar bagi Korps Bhayangkara dalam menghadapi tantangan era digital yang semakin kompleks, terutama dalam mengatasi berbagai bentuk kejahatan berbasis teknologi.
"Dari berbagai survei publik, tren citra positif Polri terus naik dari waktu ke waktu. Peningkatan ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri, yang menuntut adanya perbaikan dalam layanan kepolisian sebagai pelindung, pengayom, pelayan, dan penegak hukum," ucap Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (1/7/2024).
Baca juga: Kasus Ojol Ribut di Jalur Sepeda, B2W: Penegak Hukum Tak Ada Wibawa, Pelanggaran Jadi Hal Wajar
Cucun menyampaikan bahwa dalam jajak pendapat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas pada Kamis (27/5/2024) sampai Minggu (2/6/2024), sebanyak 73,1 persen dari publik menilai institusi Polri sebagai berkategori baik.
Persentase tersebut mengalami kenaikan sebesar delapan poin dari persepsi publik pada Juni 2023 yang mencapai 65,7 persen.
Menurutnya, Polri menduduki peringkat kedua setelah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam hal persepsi positif dari masyarakat terhadap lembaga negara. Prestasi ini dianggap sebagai modal penting bagi Polri dalam meningkatkan fungsi pelayanannya di masa yang akan datang.
Baca juga: Ketua KPK Ungkap Ada Masalah dengan Polri-Kejagung, Johan Budi dan Anggota DPR Lain Penasaran
Dalam kesempatan tersebut, Cucun menegaskan bahwa Polri saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan signifikan, termasuk meningkatnya kejahatan berbasis digital, laporan tentang kekerasan dalam proses penyidikan, dan dugaan penyalahgunaan wewenang.
Menurutnya, tantangan-tantangan tersebut harus diatasi dengan memperbaiki proses rekrutmen sumber daya manusia, meningkatkan kapabilitas personel, serta meningkatkan profesionalisme anggota.
“Kenaikan kasus kejahatan cyber harus disikapi dengan meningkatkan kapasitas personel. Hal ini dapat dilakukan melalui rekrutmen sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan pelatihan yang memadai,” kata Cucun.
Sementara itu, lanjut dia, tudingan tentang kekerasan dalam manajemen penyidikan harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas scientific crime investigation dari anggota.
Cucun menilai bahwa selama ini Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah berhasil membimbing institusi Bhayangkara melewati berbagai tantangan besar, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
Menurutnya, Polri hingga saat ini tetap solid secara kelembagaan dan berhasil menjaga hubungan yang relatif harmonis dengan aparat penegak hukum lainnya seperti kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan TNI.
Baca juga: PPATK Didesak Segera Serahkan Daftar Anggota DPR Main Judi Online ke MKD
“Prestasi ini layak diapresiasi karena soliditas ini akan memudahkan Polri dalam menjalankan fungsi-fungsinya sesuai dengan konstitusi kita,” jelasnya.