KOMPAS.com – Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) genap berusia 27 tahun pada Rabu (23/7/2025). Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB Syaiful Huda menyebut momen ini menjadi waktu yang tepat bagi PKB untuk keluar dari jebakan sebagai partai menengah atau middle party trap.
“27 tahun merupakan usia matang bagi sebuah partai politik untuk melakukan refleksi, terutama dalam konteks naik turunnya elektabilitas di panggung demokrasi Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/7/2025).
Syaiful menilai, capaian PKB dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi bukti bahwa partai ini mampu bangkit. PKB meraih suara tertinggi sepanjang sejarah sejak berdiri pada 1998, yakni 13,2 persen dengan 68 kursi DPR RI.
Sejak pemilu pertama pada 1999, PKB konsisten menjadi representasi politik warga Nahdliyin. Namun, seperti partai lain, elektabilitas PKB fluktuatif.
Pada Pemilu 2004, PKB meraih 10,6 persen suara (52 kursi), tetapi sempat terjun bebas di Pemilu 2014 dengan 8,9 persen suara atau 47 kursi.
Baca juga: PKB Rayakan Harlah di 23 Juli Mendatang, Undang Presiden dan Para Petinggi Negara
Pemilu 2019 menjadi titik balik PKB dengan perolehan 9,7 persen suara (58 kursi), hingga melonjak pada 2024 menjadi 13,2 persen suara (68 kursi).
Meski mengalami peningkatan suara, Syaiful menilai, Pemilu 2024 menjadi ujian berat bagi partainya.
Selain menghadapi politik transaksional yang brutal, PKB juga diterpa isu delegitimasi dari elite Nahdlatul Ulama (NU), ancaman kriminalisasi terhadap sejumlah elite, serta persaingan dari partai Islam lain yang memecah suara Nahdliyin.
“Namun, PKB mampu keluar dari ‘lubang jarum’ dengan strategi yang tepat, yakni majunya Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar ( Gus Muhaimin) sebagai kontestan dalam pemilihan presiden (pilpres),” kata Syaiful.
Menurutnya, kehadiran Gus Muhaimin dinilai memberi efek ekor jas (coat-tail effect) yang signifikan terhadap perolehan suara PKB di berbagai tingkatan.
Baca juga: Anggota DPR Fraksi PKB Pertanyakan Program Rusun Pesantren Dihapus Kementerian PKP
Selain itu, suara PKB di basis Nahdliyin juga tidak goyah meskipun degradasi legitimasi dari elit PBNU datang bertubi-tubi.
“PKB juga berhasil menghadirkan 16 kader terbaik di dapil-dapil yang sebelumnya tidak pernah mengirimkan wakil ke parlemen,” ujar Syaiful.
Meski mengalami lonjakan suara, Syaiful menekankan pentingnya konsistensi kerja politik. Menurutnya, sejarah menunjukkan, partai yang terjebak dalam middle party trap atau stagnan di level menengah tanpa terobosan akan tergerus zaman.
“PKB harus belajar dari nasib saudara tua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang tersingkir dari DPR pada 2024 setelah gagal beradaptasi dengan perubahan sosial,” jelasnya.
Syaiful mengutip teori ilmuwan politik Giovanni Sartori bahwa partai harus mampu menjadi saluran ekspresi rakyat (channel of expression) sekaligus alat kontrol kekuasaan (accountability mechanism).
Baca juga: Lantik Pengurus Lembaga Kaderisasi PKB, Cak Imin Ingin Setop Fajar Pemilu
Terkait hal itu, kata dia, PKB perlu memperkuat dua fungsi tersebut dengan tiga langkah.
Pertama, memperkuat kaderisasi di tingkat akar rumput, tidak hanya mengandalkan elite religius.
Kedua, mendorong agenda konkret, seperti reformasi birokrasi, perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI), dan transisi energi.
Ketiga, membangun narasi inklusif yang melampaui sektarianisme, serta merangkul generasi muda urban.
Syaiful juga mengingatkan pesan Russell Dalton dalam bukunya Democratic Challenges, Democratic Choices (2004) bahwa krisis kepercayaan terhadap partai terjadi ketika mereka dianggap hanya dianggap sebagai "mesin pemilu", bukan solusi masalah publik.
Baca juga: Kolakarya PKB Jadi Ruang Bebas Ekspresi bagi Seniman dan Anak Muda
“PKB harus menjadi partai yang hadir sebagai solusi dalam setiap persoalan rakyat, mulai dari kenaikan harga sembako hingga ketimpangan digital,” tegasnya.
Syaiful juga menjelaskan bahwa Muktamar PKB 2024 di Bali telah menetapkan dua arah strategis: Platform Perjuangan Politik Partai Kebangkitan Bangsa (P3PKB) dan Program Perjuangan dan Agenda Partai (PPAK).
P3PKB mencakup 11 kluster isu prioritas, mulai dari pertumbuhan ekonomi, keadilan ekologis, hingga inklusi kelompok difabel.
Sementara itu, PPAK berisi program-program turunan yang akan diperjuangkan kader PKB secara berjenjang di legislatif, eksekutif, dan struktur internal partai.
Untuk menjalankan P3PKB dan PPAK, PKB akan memperkuat tiga prinsip dasar partai, yakni daulat partai, disiplin partai, dan pembaruan partai.
Baca juga: Harlah Ke-27 PKB Diharap jadi Ajang Evaluasi Kinerja Agar Sesuai Perkembangan Zaman
Syaiful menyebutkan, P3PKB dan PPAK disusun berdasarkan inspirasi nilai-nilai dari mabda siyasi dan dinamika publik teranyar.
“Termasuk juga dinamika yang tertangkap dari blusukan Ketua Umum PKB Gus Muhaimin selama lima tahun terakhir ke seluruh wilayah Indonesia,” katanya.
Adapun 11 P3PKB yang menjadi kerangka kerja dari PKB adalah pertumbuhan dan pemerataan; infrastruktur, konektivitas, dan desa; keadilan ekologis; kesehatan ibu, perempuan dan anak; kedaulatan pangan dan kebutuhan pokok; pemberantasan kemiskinan; pendidikan dan kesehatan; rumah kerja Indonesia; generasi muda dan santri; toleransi, minoritas, dan difabel; serta keadilan dan korupsi.
Sementara itu, PPAK berisi program konkret turunan dari P3PKB.
Sebagai contoh, pada kluster keadilan ekologis, programnya meliputi revisi regulasi lingkungan, penegakan hukum lingkungan, mitigasi bencana, dan pengembangan bioenergi untuk ketersediaan energi jangka panjang.
Lebih lanjut, Syaiful menegaskan pentingnya soliditas internal, kesatuan komando, serta pembaruan strategi agar PKB tetap relevan dengan dinamika zaman dalam mewujudkan P3PKB dan PPAK.
“P3PKB dan PPAK dalam praktiknya harus diiringi dengan daulat partai, disiplin partai, dan pembaharuan partai. Daulat partai ini menegaskan kesatuan komando partai dalam mewujudkan P3PKB dan PPAK,” terangnya.
Menurut Syaiful, daulat partai memerlukan kesamaan gerak seluruh kader dalam mencapai target politik untuk kemaslahatan umat dan kesejahteraan rakyat.
“Daulat partai ini tentu mensyaratkan disiplin partai tinggi. Disiplin yang lahir atas kesadaran utuh jika ber-PKB bukanlah sekadar untuk meraih kekuasaan an-sich,” katanya.
Baca juga: Cak Imin Bentuk Lembaga PKB Baru, Mau Menang Pemilu 2029 Lewat Gen Z
Dalam praktiknya, prinsip tersebut diterjemahkan ke dalam tujuh pilar kerja kelembagaan, antara lain kaderisasi ideologis, penguatan dana abadi, sistemisasi kerja fraksi, dan masifikasi kerja media partai.
“Jika kinerja tujuh sukses lembaga ini terus dilakukan sebagai bentuk daulat, disiplin, dan pembaharuan partai, cita-cita para founding fathers mendirikan PKB sebagai wasilah kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat akan terwujud,” sebut Syaiful.
Dengan 2.113 kader di legislatif dan 85 kepala daerah, serta jaringan kuat di akar rumput, PKB dinilai memiliki fondasi kokoh.
“Usia 27 tahun harus menjadi titik tolak bagi PKB untuk melompat lebih tinggi. PKB harus memilih: menjadi partai besar yang relevan, atau hanya menjadi pengikut dalam demokrasi yang semakin kompetitif,” tegas Syaiful.
Baca juga: Cak Imin Bakal Tanding Padel lawan Politisi Parpol Lain Jelang Harlah Ke-27 PKB