KOMPAS.com - Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah merancang program 1.000 Guru Sarjana. Program ini memberikan beasiswa bagi pendidik yang belum menempuh pendidikan sarjana strata satu ( S1).
“ Beasiswa bagi 1.000 guru sarjana melalui Beasiswa Kukar Idaman ini merupakan upaya konkret Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas guru-guru kami,” ujar Edi dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (18/9/2024).
Edi menyebutkan, program ini tidak hanya diperuntukkan bagi guru yang sudah mengajar, tetapi juga bagi para santri dan mahasiswa yang berkeinginan untuk menempuh pendidikan lebih tinggi.
"Santri, mahasiswa, semuanya bagian dari perhatian kami. Kukar terus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM )di semua bidang melalui pendidikan," tuturnya.
Hingga kini, penerima manfaat program beasiswa tersebut telah mencapai 513 orang. Jumlah tersebut melebihi target awal yang direncanakan, yakni 465 orang.
Baca juga: Kaltim Juara Umum MTQ Nasional XXX, Kukar Sumbangkan 17 Raihan Prestasi
Salah satu penerima beasiswa, Rahma Wardani, mengatakan bahwa program tersebut membantunya meningkatkan kapasitas diri sebagai tenaga pendidik.
“Saya mengikuti program Beasiswa Kukar Idaman ini karena melihat peluang besar bagi saya sebagai seorang guru untuk terus belajar. Program ini memberikan pengaruh yang luar biasa, terutama dalam peningkatan kapasitas diri saya sebagai pengajar," ujar Rahma.
Menurut Edi, generasi muda harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman. Sebab, tantangan mereka akan lebih besar pada masa mendatang, sehingga pola pendidikan yang diterapkan harus mengikuti perkembangan zaman.
"Kami berusaha menciptakan pola pendidikan yang dinamis, sehingga siswa bisa belajar secara nyaman dan bersemangat membangun cita-citanya," tuturnya.
Baca juga: Bupati Kukar Ambil Sumpah 2.300 Pegawai P3K di Tengah Gerimis, Simbol Semangat Baru Pelayanan Publik
Lebih lanjut, Edi menuturkan, program 1.000 Guru Sarjana hadir sebagai upaya mengubah wajah pendidikan di Kukar agar lebih adaptif dan inklusif. Oleh karenanya, dia meminta sinergi dari semua pihak, terutama pemerintah, guru, dan masyarakat, untuk mewujudkan hal tersebut.
"Berbagai keterbatasan yang akan ditemui bisa diatasi dengan bekerja secara kolaboratif dan sinergitas yang mesti dibangun terus menerus," tegasnya.