KOMPAS.com - Juru bicara calon presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, Arumi Bachsin menyesalkan beredarnya video pernyataan Gibran soal program Makan Siang atau Susu Gratis yang direkayasa oleh pihak tak bertanggungjawab. Video ini kemudian viral di media sosial.
Arumi mengatakan, video tersebut dipotong sehingga Gibran terkesan memberikan data yang salah mengenai jumlah anak di Indonesia sehingga menimbulkan salah persepsi di mata masyarakat.
“Padahal yang dimaksud mas Gibran adalah jumlah anak dari sekitar 70 negara yang sudah pernah menerima manfaat program Makan Siang atau Susu Gratis,” jelas Arumi dalam keterangannya, Sabtu (15/12/2023).
“Data 400 juta anak tersebut diperoleh dari United Nations World Food Program (WFP). Bagian penjelasan mengenai 400 juta anak di sekitar 70 negara dipotong," sambungnya.
Istri Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Emil Elestianto Dardak ini pun berharap agar ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bisa dijadikan sarana edukasi politik bagi masyarakat. Oleh karena itu, berita bohong (hoaks) dan kampanye hitam bisa dihindari.
Baca juga: Ini Jurus Prabowo-Gibran Atasi Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
Arumi pun memaklumi bahwa kritik merupakan hal yang lumrah dalam kampanye pilpres. Namun dia tidak membenarkan terkait rekayasa untuk menjatuhkan lawan politiknya.
“Ada yang bilang ini istilahnya spin doctor. Pernyataan seseorang dipenggal lalu ditambahkan narasi melalui caption, seakan-akan pernyataan itu salah. Padahal jika dikutip lengkap tanpa dipotong-potong, faktanya sangat berbeda," kata Arumi.
"Kemudian ini diviralkan melalui media sosial, bahkan mereka yang latar belakangnya akademis juga bisa terkecoh loh. Cukup banyak kenalan kami di dunia kerja yang sempat menanyakan video tersebut, dan setelah menerima penjelasan bahwa itu video yang dipotong-potong, mereka langsung memahami," ujar Arumi.
Menurut Arumi, berdasarkan studi WFP, program makan siang di sekolah sudah dilakukan di sekitar 70 negara dan telah membantu 418 juta anak.
Di India, program makan siang gratis telah menjangkau 120 juta anak, sedangkan di negara ASEAN yang menerapkan program serupa ada di Malaysia, Filipina, Kamboja dan Thailand.
“Monggo bisa dicek di website wfp.org, ada namanya program School Meals, dan Koalisi Makan di Sekolah atau School Meals Coalition yang telah diikuti 76 negara sebagaimana dicantumkan di laporan State of School Feeding 2022 Report," tegas Arumi.
Baca juga: Gibran Sebut Program Makan Siang dan Susu Gratis Bukan Retorika Belaka
Sebelumnya, beredar potongan video Gibran di media sosial yang seolah-olah menjelaskan bahwa program Makan Siang dan Susu Gratis sudah dinikmati 400 juta anak.
Video potongan ini kemudian ditambahkan narasi seolah-olah pernyataan Gibran tersebut tidak sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia.
Video Gibran tersebut diambil saat acara konsolidasi di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/12). Dalam video lengkapnya, Gibran tengah menjelaskan bahwa program susu gratis sudah ada di 76 negara dan dirasakan oleh 400 juta anak-anak. Jadi yang dibicarakan Gibran konteksnya bukan cuma Indonesia.
“Bapak-Ibu harus tahu program makan siang gratis dan susu gratis ini sudah ada di 76 negara dan sudah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 400 juta anak. Jadi ini bukan program yang mengada-ada,” ucap Gibran di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/12).
"Jadi ke depan, untuk menuju Indonesia emas harus kita siapkan juga generasi emasnya, anak-anak yang sehat, pintar. Itu kuncinya," sambung Gibran.