Ekonom: Rasio Utang Indonesia Masih Tergolong Aman dan Bermanfaat bagi Pembangunan

Kompas.com - 30/12/2023, 16:35 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) memberikan keterangan pers usai debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Menteri Investasi yang juga politisi Partai Golkar Bahlil Lahada (berjaket hitam) hadir pada debat tersebut. Debat kedua Pemilu 2024 diikuti tiga cawapres yang mengangkat tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan. ANTARA FOTO/M Risyal HidayatANTARA FOTO/M Risyal Hidayat Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) memberikan keterangan pers usai debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Menteri Investasi yang juga politisi Partai Golkar Bahlil Lahada (berjaket hitam) hadir pada debat tersebut. Debat kedua Pemilu 2024 diikuti tiga cawapres yang mengangkat tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

KOMPAS.com - Ekonom dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang Hendi Subandi menilai, rasio utang Indonesia masih tergolong aman, meski berada di level 38,11 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) per 30 November 2023.

Rasio utang Indonesia mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya yang berada di level 37,95 persen. Secara tahunan, utang pemerintah naik Rp 487 triliun ketimbang periode November 2022 menjadi Rp 8.041 triliun.

Hendi menjelaskan, utang tersebut masih tergolong aman karena merupakan utang produktif. Sumber dana ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang memberikan dampak jangka panjang. Peningkatan utang untuk pembangunan infrastruktur dapat menambah aset pemerintah.

“Kalau aset pemerintah lebih besar dari utang, hal itu akan baik-baik saja," kata Hendi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (30/12/2023).

Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Survei CSIS dan Indikator, TKN Optimistis Menang Satu Putaran

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unibraw itu menilai, rasio utang Indonesia masih lebih rendah ketimbang sejumlah negara di Asia Tenggara. Misalnya, Singapura memiliki rasio utang 167 persen dan Malaysia 66,9 persen.

Jika dibandingkan negara G20, Indonesia berada di urutan ketiga terendah setelah Rusia (21,2 persen) dan Arab Saudi (24,1 persen).

Meski cenderung naik, lanjut Hendi, tren rasio utang harus dilihat lebih detail. Misalnya, untuk apa utang itu digunakan. Ketika mayoritas dipakai untuk pembangunan infrastruktur, perlindungan sosial, dan sektor lain yang bermanfaat pada masyarakat, utang bisa berdampak positif pada indeks pembangunan manusia (IPM).

"Jadi, wajar ketika sebuah negara berutang karena kebutuhan domestik perlu ditopang. Meski demikian, utang harus dijaga secara prudent," katanya.

Kenaikan utang Indonesia, lanjut Hendi, tidak terlepas dari pandemi Covid-19 yang terjadi selama tiga tahun sejak 2020.

Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Survei Indikator dan CSIS, TKN Harap Kampanye Bisa Lebih Efektif

Agar utang tidak semakin membengkak, Hendi menyarankan pemerintah untuk menyiapkan instrumen sebagai bantalan dengan berbagai skenario yang tidak merugikan pemerintah dan masyarakat.

Salah satu instrumen tersebut adalah pembentukan semacam badan penerimaan negara di bawah komando presiden.

Badan tersebut bisa direalisasikan melalui peleburan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang saat ini di bawah naungan Kementerian Keuangan.

Menurutnya, dengan kontribusi sebesar itu, DJP tidak bisa lagi bergantung di bawah kementerian atau lembaga. Pasalnya, hal ini akan menghalangi perkembangannya.

“DJP bisa berada di luar kementerian, tetapi harus ada majelis atau pihak yang mengawasinya,” tutur Hendi.

Baca juga: TKN Prabowo-Gibran: Program Makan Siang Gratis Kurangi Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyampaikan bahwa rasio utang pemerintah terhadap PDB masih terjaga dalam batas yang aman hingga November 2023.

“Rasio utang Indonesia pada level aman karena di bawah 40 persen, yaitu di 38 persen,” katanya pada acara Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12/2023).

Airlangga menegaskan, pengendalian rasio utang tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjaga pada kisaran 5 persen.

“Ekonomi tumbuh stabil di kisaran 5 persen. Bahkan, World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di level 5 persen sampai 2026. Indonesia berada di atas rata-rata pertumbuhan, baik negara maju maupun negara berkembang,” jelasnya.

Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi Indonesia juga terjaga pada tingkat yang rendah. Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil mengembalikan inflasi ke target 2-4 persen. (Media Center Indonesia Maju).

Terkini Lainnya
Peduli Sesama, Relawan Prabowo-Gibran Gelar Cek Kesehatan Gratis untuk 1.000 Pasien
Peduli Sesama, Relawan Prabowo-Gibran Gelar Cek Kesehatan Gratis untuk 1.000 Pasien
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Sejumlah Tokoh Nasional hingga Artis Bakal Ramaikan Kampanye Akbar Prabowo-Gibran di GBK Senayan
Sejumlah Tokoh Nasional hingga Artis Bakal Ramaikan Kampanye Akbar Prabowo-Gibran di GBK Senayan
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Temui Komunitas Kreatif, GIbran Dengarkan Aspirasi dan Dorong Pengembangan Seni Budaya
Temui Komunitas Kreatif, GIbran Dengarkan Aspirasi dan Dorong Pengembangan Seni Budaya
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Menilik Misi Prabowo-Gibran Melestarikan Kekayaan Budaya Bangsa
Menilik Misi Prabowo-Gibran Melestarikan Kekayaan Budaya Bangsa
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Dua Kakak Kandung Prabowo Terharu Sapa Keluarga Sigar-Maengkom dan Warga Sulut
Dua Kakak Kandung Prabowo Terharu Sapa Keluarga Sigar-Maengkom dan Warga Sulut
Maju Bersama Prabowo-Gibran
TKN: Gibran Paling Komprehensif Sampaikan Narasi saat Debat Cawapres Kedua
TKN: Gibran Paling Komprehensif Sampaikan Narasi saat Debat Cawapres Kedua
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Isu Lingkungan pada Debat Cawapres Dinilai Jadi Peluang Gibran Raup Suara Pemilih Muda
Isu Lingkungan pada Debat Cawapres Dinilai Jadi Peluang Gibran Raup Suara Pemilih Muda
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Jelang Debat Cawapres Kedua, TKN Sebutkan Beberapa Hal yang Bisa Buat Gibran Unggul
Jelang Debat Cawapres Kedua, TKN Sebutkan Beberapa Hal yang Bisa Buat Gibran Unggul
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Pakar Pertanian: Kebijakan Pangan dan Pertanian Era Jokowi Sudah Relatif Bagus
Pakar Pertanian: Kebijakan Pangan dan Pertanian Era Jokowi Sudah Relatif Bagus
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Food Estate Disebut Gagal, Dosen Universitas Brawijaya Berikan Penjelasan
Food Estate Disebut Gagal, Dosen Universitas Brawijaya Berikan Penjelasan
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Soal Pemakzulan Jokowi, Yusril Ihza: Inkonstitusional, Prosesnya Panjang dan Memakan Waktu
Soal Pemakzulan Jokowi, Yusril Ihza: Inkonstitusional, Prosesnya Panjang dan Memakan Waktu
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Dirut Len Industri Sebutkan 3 Hal Penting yang Harus Dicek Pemerintah Saat Beli Alutsista
Dirut Len Industri Sebutkan 3 Hal Penting yang Harus Dicek Pemerintah Saat Beli Alutsista
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Prabowo: Indonesia Akan Jadi Negara Produktif, Bukan Pasar Negara Lain
Prabowo: Indonesia Akan Jadi Negara Produktif, Bukan Pasar Negara Lain
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Prabowo: Masih Ada Ketimpangan Kesempatan antara Perempuan dan Laki-laki
Prabowo: Masih Ada Ketimpangan Kesempatan antara Perempuan dan Laki-laki
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Ketum Repnas Sebut Pilpres Satu Putaran Bikin Hemat Rp 27 Triliun dan Jaga Stabilitas Politik
Ketum Repnas Sebut Pilpres Satu Putaran Bikin Hemat Rp 27 Triliun dan Jaga Stabilitas Politik
Maju Bersama Prabowo-Gibran
Bagikan artikel ini melalui
Oke