KOMPAS.com – Isu pemanfaatan dan konservasi kekayaan Indonesia menjadi salah satu hal yang selalu ditekankan oleh pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Budisatrio Djiwandono menjelaskan, konservasi yang dimaksud tidak hanya soal sumber daya alam (SDA), tapi juga kebudayaan bangsa.
“Bagi Prabowo-Gibran, konservasi kekayaan bangsa Indonesia tidak hanya menyangkut alam, tapi budaya. Sebab, ini akan menjadi identitas bangsa, akar nasionalisme, serta menjadi warisan kepada anak dan cucu di masa depan,” kata Budisatrio dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (3/2/2024).
Budi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI menuturkan bahwa langkah awal yang akan diambil dalam merealisasikan misi tersebut adalah dengan menaikkan anggaran untuk sektor kebudayaan.
Baca juga: Langkah Strategis Prabowo-Gibran Tingkatkan Kesejahteraan Petani dan Nelayan
“Sesuai dengan visi dan misi Astacita kedelepan, kami akan menaikkan anggaran untuk penelitian dan pelestarian situs-situs budaya sejarah. Kami juga akan menyediakan dana abadi kebudayaan. Ini penting agar semua pihak yang bergerak di bidang kebudayaan mendapatkan semangat baru,” ucapnya.
Konservasi kebudayaan Indonesia, lanjut Budisatrio, akan dilaksanakan Prabowo-Gibran dengan memodernisasi tata kelembagaan dalam Program Nasional Perlindungan Warisan Budaya.
Program ini nantinya bertanggung jawab untuk melestarikan budaya Indonesia yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible).
“Budaya berwujud di antaranya motif batik, pakaian adat, prasasti, istana, keraton, candi, dan alat musik. Sementara, budaya yang tidak berwujud, seperti cerita rakyat, bahasa ibu, peribahasa, dan kearifan lokal, serta lagu-lagu tradisional. Ini adalah kekayaan bangsa sehingga harus dikonservasi,” tuturnya.
Untuk melestarikan budaya yang berwujud, Prabowo-Gibran akan melakukan revitalisasi cagar-cagar budaya yang ada.
Baca juga: Luhut Yakin Prabowo Lanjutkan Program Jokowi, Termasuk Hilirisasi
“Saat ini, masih banyak situs warisan budaya Indonesia yang terancam rusak. Kami akan melakukan revitalisasi bangunan-bangunan tua dan cagar budaya. Ini penting sebagai sarana belajar nilai-nilai mulia bangsa, khususnya bagi generasi muda,” terang Budisatrio.
Sementara, untuk budaya tidak berwujud, Prabowo-Gibran akan membangun kesadaran terhadap pentingnya pelestarian budaya tradisional.
“Upaya itu akan melibatkan banyak dimensi dan sektor. Kami harus meningkatkan partisipasi masyarakat dengan skema kebanggaan berbudaya Indonesia, mulai dari lembaga pendidikan, pemerintah pusat dan daerah, swasta, hingga BUMN. Semuanya harus ikut serta dan berkolaborasi,” jelasnya.
Saat ini, budaya tidak benda Indonesia yang diakui oleh UNESCO hanya 13. Padahal, Indonesia memiliki ribuan warisan budaya benda dan tidak benda yang patut dibanggakan.
Baca juga: Prabowo Sebut Akan Merangkul Semuanya jika Terpilih Jadi Presiden
“Melalui program-program tersebut, kami bakal berjuang agar tidak ada lagi budaya yang dicuri atau diakui negara lain,” kata Budisatrio.
Dengan melakukan konservasi kebudayaan secara besar-besaran, ia pun optimistis diplomasi budaya Indonesia di tingkat global akan lebih efektif.
“Selain membawa potensi ekonomi kreatif, konservasi budaya pada dasarnya adalah alat identitas nasional. Solusi holistik konservasi budaya Prabowo-Gibran akan memperkuat implementasi nilai luhur budaya bangsa dan akan mendorong budaya Indonesia semakin dihormati secara internasional,” imbuhnya.