KOMPAS.com – Kemenangan sementara pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berdasarkan hasil quick count (QC) sejumlah lembaga survei serta Penghitungan Langsung di situs resmi Komisi Pemilihan Umum ( KPU) menimbulkan kontroversi di media sosial (medsos).
Pada sejumlah platform medsos, banyak pihak mengaitkan masa lalu Prabowo sebagai seorang prajurit dengan masa Orde Baru.
Merespons hal tersebut, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju Prabowo-Gibran sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional ( PAN) Zita Anjani menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir.
Zita juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menanggapi isu atau informasi yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal.
Baca juga: Soal Hasil Quick Count Pilpres, Zita Anjani Ajak Masyarakat Kawal Suara Pemilu sampai Akhir
“Ketakutan-ketakutan yang muncul itu tidak jelas juntrungannya. Lagi pula, saat ini, masih quick count, ya. Penghitungan langsung di KPU pun masih berjalan. Kita harus tetap menghormati hasil akhirnya,” ujar Zita dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (17/2/2024).
Zita juga menegaskan bahwa, baik Prabowo maupun Gibran, merupakan dua sosok yang menjunjung tinggi demokrasi serta mau mendengarkan keluhan rakyatnya. Maka dari itu, ia menampik segala isu terkait matinya demokrasi yang beredar di medsos.
“Pak Prabowo itu negarawan sejati. Beliau memang punya background militer, tetapi kalau sudah bicara soal rakyat dia berkali-kali bilang ‘saya rela mati demi rakyat’. Subhanallah,” katanya.
Baca juga: Zita Anjani Sebut Hilirisasi Digital Prabowo-Gibran Krusial untuk Pembangunan Indonesia
Sementara itu, kata Zita, Gibran merupakan anak muda visioner dan mampu merangkul anak-anak muda Indonesia berbakat.
“Jadi, semua tuduhan serta isu-isu ini saya rasa hal yang dibesar-besarkan untuk bikin kekacauan saja,” tuturnya.