KOMPAS.com – Presiden Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Ahmad Syaikhu mengajak seluruh anak bangsa untuk memaknai momentum Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban dengan semangat kolaborasi.
Dia menyebutkan, di tengah ketidakpastian ekonomi global yang tinggi, semangat kolaborasi tersebut ditandai dengan keterlibatan banyak pihak dalam pelaksanaan ibadah kurban, mulai dari pembelian dan penyembelihan hewan kurban hingga pendistribusian daging kurban kepada masyarakat.
“Rantai pasok kurban tersebut hanya bisa terjadi jika dilakukan secara bersama-sama dan berkolaborasi dengan banyak pihak,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (28/6/2023).
Syaikhu mengatakan, multiplier effect yang ditimbulkan dari kurban tidak hanya bagi peternak hewan, tetapi juga bisa dirasakan pembuat pakan ternak, pencari rumput, pembuat beduk masjid, hingga penjual hewan kurban secara musiman.
Baca juga: Presiden PKS Ahmad Syaikhu Sambangi Kediaman Din Syamsuddin
Dengan begitu, kata dia, kolaborasi yang ditimbulkan dari kurban ini akan memberikan dampak baik bagi perekonomian masyarakat.
“Semangat kolaborasi dalam berkurban tentunya menjadi modal penting dalam memperkuat kembali pranata sosial yang mulai menipis dimiliki bangsa Indonesia,” ujarnya.
Apalagi, kata dia, saat ini Indonesia tengah menghadapi ancaman krisis di sektor pangan dan energi. Hal ini akan menjadi ujian tersendiri bagi bangsa dan negara pasca-Covid-19, terutama sejak kenaikan harga dan terbatasnya pasokan komoditas pangan dan energi.
Syaikhu menyebutkan, pelaksanaan Hari Raya Kurban tahun 1444 Hijriah memiliki momentum yang sangat tepat bagi bangsa dan negara.
“Kita masih menghadapi masa-masa pemulihan kehidupan masyarakat di bidang kesehatan, sosial dan ekonomi, setelah dihantam badai pandemi Covid-19 yang sangat berat,” ungkapnya.
Baca juga: Wanti-wanti Syaikhu Cabut SK Ketua DPW, PKS: Untuk Cairkan Suasana
Pada saat yang sama, kata dia, dunia juga dihadapkan pada kondisi ketidakpastian ekonomi yang sangat tinggi akibat konflik geopolitik Rusia dan Ukraina, kenaikan harga dan permintaan komoditas penting dunia, seperti energi dan pangan dalam jangka waktu yang tidak bisa diprediksi.
“Dampaknya mulai kita rasakan, angka inflasi melonjak tajam, harga-harga meningkat tajam. Kondisi ini tentu akan memengaruhi daya beli dan konsumsi masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak terhadap menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat,” sebutnya.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat (Jabar) VII itu menyebutkan, tingkat kemiskinan ekstrem dan stunting Indonesia saat ini masih cukup tinggi.
Data terakhir menunjukkan, kemiskinan ekstrem mencapai 2,04 persen atau 5,59 juta jiwa pada 2022. Sementara itu, prevalensi stunting berada di angka 21,6 persen.
Syaikhu pun mengatakan, semua pihak perlu mengawal target pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrem dan stunting sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara (RPJMN).
Baca juga: PKS Klaim Bacalegnya yang Memenuhi Syarat Administrasi Terbaik Kedua Setelah PDI-P
“Padahal kita tahu, usia pemerintahan akan berakhir pada 20 Oktober 2024,” sebutnya.
Lebih lanjut, Syaikhu menjelaskan, pelaksanaan ibadah kurban menjadi momentum yang sangat tepat untuk mengimplementasikan semangat kolaborasi antara sesama anak bangsa.
Selain menjadi bentuk keimanan umat Islam kepada Allah SWT, ibadah kurban juga membantu sesama anak bangsa yang sedang menghadapi kesulitan hidup.
Syaikhu mengatakan, kurban memiliki dimensi sosial mendalam dalam wujud binatang sembelihan yang dikeluarkan sebagai bentuk pengorbanan.
Dalam hal ini, sebagian rezeki dikorbankan untuk berbagi kebahagiaan daging sapi atau kambing dengan anggota masyarakat yang berada di sekitar lokasi penyembelihan.
Baca juga: Nasdem-Demokrat Tak Satu Suara Soal Cawapres Anies, PKS Pilih di Tengah
“Berkurban juga harus diaktualisasikan dalam bentuk pengembangan kepedulian sosial, semangat berbagi, dan sikap mengasihi sesama tetangga dan masyarakat sekitar,” terangnya.
Bahkan, kata dia, Nabi Muhammad SAW selalu menyembelih hewan kurbannya setiap Idul Adha. Kemudian, Nabi mendistribusikan daging kepada kaum fakir dan miskin, sedangkan daging yang disisakan untuk keluarganya hanya sedikit.
Dengan begitu, semua masyarakat mendapatkan kegembiraan dalam setiap pelaksanaan pemotongan hewan kurban.
Syaikhu juga berharap, kesadaran Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin di semua level kepemimpinan, mulai dari tingkat RT/RW hingga pemerintahan tertinggi untuk mengorbankan ego pribadi, keluarga, kelompok demi kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
“Para pemimpin diharapkan untuk selalu memprioritaskan kepentingan publik ketimbang pribadi dan kelompoknya, meskipun dia harus mengorbankan dirinya sendiri,” katanya.
Baca juga: PKS: Anies Umumkan Cawapres Sepulang dari Haji
Mantan Wakil Wali Kota Bekasi itu menyebutkan, kekokohan keimanan Nabi Ismail AS terbukti dengan dihadirkannya seekor hewan kurban sebagai pengganti dirinya.
“Peristiwa tersebut kemudian diabadikan dalam Al-Qur'an dengan sangat indah, seperti yang terdapat dalam Surat As-Saffat: 100-102,” terangnya.
Menurutnya, pemimpin harus memiliki keimanan kokoh untuk mengikis setiap ego dan nafsu pribadi yang berlebihan, jujur dalam setiap langkah, dan transparan dalam bersikap.
Dengan begitu, kebijakan yang dibuatnya akan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat dalam menjaga dan melindungi masyarakat dari dampak pandemi Covid-19 dan ketidakpastian yang tinggi.
“Saat krisis seperti saat ini, para pemimpin hendaknya memberikan keteladanan dengan mengutamakan nasib dan keselamatan bangsa dan negara,” ujarnya.
Syaikhu juga meminta para pemimpin untuk memastikan daya beli dan konsumsi masyarakat tersedia, kemudian menyalurkan semua bantuan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.
Baca juga: PKS Minta Pemerintah dan Fraksi Koalisinya Kompak Selesaikan RUU Perampasan Aset
“Jangan sampai di tengah penderitaan rakyat masih ada segelintir pejabat melakukan moral hazard, korupsi, dan manipulasi bantuan sosial bagi masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan, program PKS yang menebarkan paket hewan kurban ke seluruh pelosok negeri tanpa terkecuali hendaknya juga menjadi ikhtiar untuk saling membantu sesama.
Menurutnya, hewan kurban yang disembelih pada hari pelaksanaan kurban (tasyrik) hendaknya diprioritaskan kepada saudara-saudara yang kurang mampu di sekitar, kemudian didistribusikan ke pelosok-pelosok negeri yang selama ini jarang bisa merasakan daging kurban.
“Insyaallah kolaborasi ini akan membawa kebaikan bagi kita semua dan mendatangkan ridho Allah SWT,” ucapnya.
Syaikhu menambahkan, Hari Raya Kurban memiliki makna yang mendalam dan sejarah panjang bagi kehidupan seluruh umat Islam di seluruh dunia.
Baca juga: Gembira MK Tak Ubah Sistem Pemilu, PKS: Hari Raya Caleg Se-Indonesia
Sejarah panjang tersebut tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang risalah kenabian yang dibawa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam mencapai puncak keimanan dan ketundukan kepada Allah SWT.
Peristiwa itu kemudian diabadikan sebagai puncak prosesi ibadah haji pada tanggal 10 Zulhijah dengan menjalankan perintah berkurban sebagai bentuk ketakwaan hamba kepada Allah SWT.
“Kurban dalam implementasinya menjaga keseimbangan antara kesalehan vertikal kepada Allah SWT (hablulminallah) dan juga kesalehan horizontal kepada sesama umat manusia (hablumminannas),” jelasnya.
Syaikhu mengatakan, kurban berasal dari bahasa Arab, yaitu qaruba-yaqrubu-qurbaanan, yang berarti dekat dalam dimensi spiritual maupun sosial.
Dalam dimensi spiritual, kurban disebut dengan istilah al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau) dan kambing.
Baca juga: Anggota Fraksi PKS Interupsi di Rapat Paripurna, Minta Pemerintah Tak Beri Subsidi Kendaraan Listrik
Binatang tersebut, kemudian disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana dicontohkan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah SWT untuk berkurban pertama kalinya.
Peristiwa tersebut mengajarkan tentang ujian keimanan dan keikhlasan seorang hamba untuk mengorbankan sesuatu yang sangat berharga dan dicintainya kepada Sang Khalik Pemilik Cinta sesungguhnya.
“Mari kita ambil dan laksanakan makna dan pelajaran yang terkandung dalam momentum ibadah kurban ini, baik sebagai bentuk kecintaan kita kepada Allah SWT, maupun kecintaan kita kepada bangsa dan negara,” ajaknya.
Syaikhu mengatakan, pelaksanaan ibadah kurban 2023 bisa menjadi momentum menumbuhkan sikap kepahlawanan untuk mengetuk nurani dan membangkitkan rasa empati secara kolektif dengan bersama-sama bergerak mencari solusi-solusi alternatif bagi masalah multidimensi yang sedang dihadapi.
Baca juga: Tafsiran Berbeda atas Deklarasi Kaesang Depok Pertama, PKS Singgung Calon Impor, PDI-P Tak Ingin GR
Menurutnya, kurban memberikan inspirasi yang mendalam bagi semua pihak untuk berkolaborasi mengatasi permasalahan bangsa secara bersama-sama.
Dia menilai, kepahlawanan yang sudah ditunjukkan para anak bangsa dalam melewati batas kewajiban dan pengabdian yang mereka lakukan merupakan bukti kecintaan terhadap bangsa dan negaranya.
“Kurban hendaknya juga memberikan keteladanan dari para pemimpin untuk senantiasa mengorbankan kepentingan pribadinya dan mengutamakan kepentingan masyarakat yang lebih besar,” ungkapnya.
Dengan begitu, melalui pesan kurban yang mendalam tersebut ke depan akan lahir keteladanan kepemimpinan untuk selalu berkolaborasi dan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.
“Kita berdoa semoga Allah SWT segera memberikan keselamatan dan keberkahan bagi bangsa yang kita cintai ini,” ujar Syaikhu.
Baca juga: PKS Sindir Kaesang Calon Wali Kota Impor karena Bukan Asli Depok