KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P) memberikan apresiasi kepada para relawan Jokowi yang memasukkan nama Ganjar Pranowo sebagai kandidat calon presiden (capres) pengganti Jokowi.
Dukungan itu diharapkan bisa menambah kekuatan elektoral bagi Ganjar. Seperti diketahui, survei terakhir dari SMRC menyebutkan bahwa Ganjar Pranowo mendapat dukungan sebesar 39,2 persen, disusul oleh Prabowo Subianto 32,1 persen, dan Anies Baswedan 19,7 persen.
Selain itu, popularitas Ganjar turut berpengaruh terhadap tren kenaikan elektabilitas PDI-P. Partai ini secara konsisten memuncaki daftar elektabilitas partai politik (parpol) yang diinisiasi oleh sejumlah lembaga survei.
Oleh relawan Jokowi, Ganjar dianggap sudah memenuhi kriteria pemimpin pemberani. Banyak jejak digital yang menjadi bukti keberanian Ganjar, baik selama menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Gubernur Jawa Tengah (Jateng).
Baca juga: Pelatih Atlet Disabilitas Pilih Bertarung Jadi Bacaleg Lewat PDI-P Solo
Selama menjabat sebagai anggota Komisi II DPR, Ganjar terbukti tidak terlibat dalam skandal suap megaproyek Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik.
Ganjar juga dianggap sebagai anggota DPR yang pemberani karena merupakan salah satu pihak yang memprakarsai pembentukan Panitia Khusus Hak Angket Bank Century.
Kemudian, Ganjar sering melakukan "bersih-bersih" selama menjabat sebagai Gubernur Jateng. Salah satu aksinya adalah memberantas pungutan liar (pungli) Jembatan Timbang Batang pada 2014. Kini, setiap jembatan timbang memberlakukan sistem online untuk menghindari aksi pungli.
Saat menjabat sebagai Gubernur Jateng, Ganjar juga menghadapi banyak pemain galian C yang merusak lingkungan hidup, sumber air, dan jalan. Ganjar pun menertibkan para pelaku galian C liar di Jateng.
Baca juga: PDI-P Tetap Jalin Komunikasi dengan PBNU, Hormati Sikap Jaga Jarak dengan Politik
Contoh langkah Ganjar dalam mengatasi hal tersebut adalah menertibkan kawasan tambang legal yang kini dikuasai oleh Semen Rembang.
Keikutsertaan Semen Rembang itu memberikan sejumlah manfaat, di antaranya pemasukan baru bagi pemerintah daerah (pemda), terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta lingkungan hidup yang terjaga karena adanya pihak yang bertanggung jawab.
Ganjar juga diketahui sebagai sosok yang tanggap akan berbagai permasalahan masyarakat. Ia secara merespons berbagai keluhan warga Jateng lewat media sosial (medsos).
Berbagai masalah, seperti jalan rusak, rehabilitasi rumah, bantuan sosial (bansos), penanganan stunting, dan lain-lain ditanggapinya dengan cepat dan tangkas.
Baca juga: Pendaftaran Bacaleg PDI-P Papua Barat Daya Diwarnai Keributan karena Nomor Urut
Respons cepat Ganjar akan keluhan masyarakat itu berhasil memangkas birokrasi pemerintahan yang panjang. Masyarakat kini bisa menyampaikan aspirasi, kritik, dan masukan dengan cepat dan mudah.
Adapun terkait calon wakil presiden (cawapres) yang menjadi pendamping Ganjar akan menjadi kewenangan Ketua Umum (Ketum) PDI-P Megawati Soekarnoputri dan ketum partai yang berkoalisi dengan PDI-P.
Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri sebelumnya mengatakan, partai akan menimbang secara cermat siapa sosok yang ideal untuk menjadi pendamping Ganjar.
PDI-P menilai bahwa pemilihan nama cawapres pendamping Ganjar tidak akan dilakukan dengan langsung mencomot satu nama orang. Pertimbangan utama yang perlu diperhatikan adalah komitmen dan bonding kuat dengan PDI-P dan Ganjar.
Baca juga: [HOAKS] PDI-P dan Nasdem Sepakat Usung Ganjar sebagai Capres
Syarat kedua pemilihan cawapres adalah representasi akan aspek sosio-kultural serta manifestasi gotong royong antara kelompok nasionalis dan religius.
Sebab, PDI-P menilai bahwa figur cawapres harus mengakar kuat pada perpaduan sikap nasionalis dan religius. Aksi ini tidak hanya menambah kekuatan elektoral, tetapi juga memperkuat dukungan secara politik, baik di pemerintahan maupun DPR.
Adapun syarat ketiga adalah memiliki visi dan kemampuan untuk melanjutkan pembangunan yang telah diwariskan oleh Jokowi, baik secara aspek politik dan teknokrasi.
Dengan demikian, pemimpin yang menerima estafet kepemimpinan dari Jokowi bisa langsung tune in dengan tancap gas, tanpa perlu sibuk mengurusi masalah internal.
Baca juga: PDI-P: NU Sumber Kawah Candradimuka Calon Pemimpin Bangsa