KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1 (satu) Anies Baswedan mengungkapkan bahwa tema perubahan yang diusungnya dan calon wakil presiden (Cawapres) Muhaimin adalah untuk mewujudkan Indonesia Adil Makmur. Hal ini untuk memenuhi amanah yang diberikan kepadanya yang sesuai dengan visi dan misinya.
"Semoga (pada tanggal) 14 Februari (2024) bisa menjadi hari perubahan bagi Indonesia. Tekanan ekonomi yang luar biasa yang dialami oleh keluarga-keluarga di Indonesia bisa menjadi lebih baik. Kami berharap agar Indonesia menjadi adil dan makmur untuk semua, bukan hanya untuk sebagian," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/12/2023).
Pernyataan tersebut disampaikan Anies dalam sambutannya saat menghadiri Hari Ulang Tahun (Haul) ke-45 Kiai Haji (KH) M Bisri Syansuri, Nyai Hajah (Hj) Nur Khodijah Hasbullah ke-71, Masyayikh dan Dzuriyat, serta peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-109 Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba'ul Ma'arif Denanyar di Jombang, Jawa Timur (Jatim), Jumat (12/1/2024).
Pada kesempatan itu, Amien tak lupa mendoakan para ulama dan masyayikh yang hadir, dengan menyebutkan nama mereka satu per satu.
Baca juga: 7.500 Jemaah Kristiani Rayakan Natal di Taman Surya, Bukti Surabaya Junjung Tinggi Toleransi Agama
Meskipun para jemaah harus menunggu berjam-jam, ribuan orang tetap setia menanti kedatangan Anies.
Dalam kesempatan tersebut, Anies mengungkapkan akronim AMIN, yang merupakan singkatan dari Anies Baswedan dan Gus Muhaimin, bukanlah hasil dari konsultan politik.
"Singkatan AMIN ini adalah dekengane (dukungannya) pusat," ujarnya.
Anies menceritakan betapa tak terbayangkan bahwa 25 tahun kemudian ia dapat tersambung kembali dengan Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin untuk mengembalikan demokrasi di Indonesia.
Dulu, 25 tahun lalu, keduanya adalah aktivis kampus yang bersama-sama menentang kekuasaan orde baru (orba).
"Kami menyaksikan perjuangan Kiai Haji (KH) Bisri Syansuri dalam mendirikan ponpes putri dalam sejarah Indonesia. Memperjuangkan nasib perempuan Indonesia," kata Anies.
"Cucu beliau telah menjadi Presiden Indonesia, Gus Dur, dan Insya Allah cicit beliau, Gus Muhaimin, akan menjadi Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI). Insya Allah, tali perjuangan untuk Indonesia tetap tersambung," tambah Anies.
Baca juga: Relawan Anies Membelot ke Prabowo, Timnas Amin Anggap Seleksi Alam
Sebagai informasi, sejumlah tokoh hadir dalam acara tersebut mulai dari Pengasuh PP Mambaul Ma’arif KH Abdussalam Shohib/Gus Salam, Istri pengasuh Mambaul Ma’arif Nyai Naili Zaikiyah Munif, Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj, Pimpinan Ponpes Al-Madinah Habib Umar Al Muthohar, dan Penceramah KH M Abdurrohman Al Kautsar/Gus Kautsar, hingga Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu.
Sementara itu, kiai sepuh yang hadir antara lain, Pimpinan Ponpes Lirboyo Kediri/Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Anwar Mansur, dan Pimpinan Ponpes Alfalah Ploso Kediri KH Nurul Huda Djazuli.
Kemudian, Pimpinan Ponpes Al-Amin Kediri KH Anwar Iskandar, Pimpinan Ponpes Sabilur Rosyad Malang KH Marzuki Mustamar, Pimpinan Ponpes Bumi Sholat Sidoarjo KH Agus Ali Mashuri, dan Pimpinan Ponpes Raudhatul Tahfizil Qur’an Perak Jombang KH Masduqi Abdurrohman Al Hafidz.
Untuk diketahui, sebelum tiba di Jombang, Anies sebelumnya di hari yang sama berziarah ke makam Syekh Mahmud Al-Mutahzam atau dikenal Syekh Papan Tinggi di Baros, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Ia adalah seorang ulama yang datang dari negeri Yaman untuk menyiarkan agama Islam pada abad ke-7 di Indonesia.
Setelah itu, Anies langsung terbang ke Surubaya dan tiba di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 22.00 WIB, Anies langsung berangkat menuju Jombang.
Sesampainya di acara, ia duduk di depan panggung diapit oleh KH Said Aqil dan KH Marzuki Mustamar.
Baca juga: Kemungkinan Bergabung dengan PDI-P jika Masuk Putaran Kedua Pilpres 2024, PKS: Insya Allah