KOMPAS.com - Juru Bicara (Jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ( Prabowo-Gibran), Budiman Sudjatmiko, menegaskan bahwa pasangan calon (paslon) tersebut akan konsisten dalam menyuarakan perdamaian dunia dalam politik luar negeri.
Ia menyatakan bahwa komitmen tersebut sudah tercermin dalam konsistensi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia (RI), yang dikenal membawa pesan perdamaian dan kemanusiaan di forum-forum internasional.
“Sebagai Menhan lima tahun terakhir, kita sudah menyaksikan bersama konsistensi Pak Prabowo menyuarakan komitmen Indonesia dalam hal kemanusiaan dan perdamaian global di forum-forum internasional. Apalagi di beberapa tahun terakhir terjadi konflik bersenjata,” tutur Budiman dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (5/1/2024).
Ia menjelaskan bahwa bagi Prabowo, perdamaian antarbangsa adalah kepentingan nasional Indonesia.
Baca juga: TKN: Prabowo Konsisten Suarakan Isu Kemanusiaan dan Perdamaian Global di Forum Internasional
Hal tersebut diakui sebagai amanah pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 yang menyebutkan bahwa Indonesia berkewajiban melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian. Selain itu, Indonesia membutuhkan perdamaian untuk mencapai kemajuan.
“Hanya dalam situasi perdamaian dunia maupun kawasan yang terjaga, Indonesia bisa terus membangun. Hanya dalam kerjasama internasional yg saling menguntungkan dengan negara lain kita bisa menjadi negara industri maju dan berdaulat,” imbuh Budiman.
Komitmen perdamaian paslon tersebut, lanjut dia, tidak hanya diucapkan tetapi juga termaktub dalam visi dan misi yang diusung.
Budiman merinci bahwa dalam Asta Cita 2 poin ke-15, terdapat komitmen untuk melanjutkan perdamaian dunia dalam forum-forum bilateral dan multilateral.
Baca juga: Tiba di Tokyo, Jokowi Akan Lakukan Pertemuan Bilateral dengan PM Fumio Kishida
“Ini yang akan jadi pegangan. Dan rekam jejak Pak Prabowo sebagai Menhan bisa dianggap sebagai garansinya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Budiman mengatakan bahwa Prabowo-Gibran tidak hanya berkomitmen untuk melanjutkan, tetapi juga meningkatkan peran aktif Indonesia dalam mendorong perdamaian dunia.
Hal tersebut tercermin dalam poin 18 Program Kerja Asta Cita 2, yang menekankan peningkatan peran aktif Indonesia dalam usaha mendorong perdamaian dunia, terutama di antara negara-negara yang sedang berkonflik.
Budiman menyatakan bahwa komitmen Prabowo terhadap perdamaian tidak perlu dipertanyakan.
Baca juga: Kritisi Program Susu Gratis Prabowo-Gibran, Hary Tanoe: Ada Uangnya Tidak?
“Beliau (Prabowo) sering menyuarakan prinsip 'satu musuh terlalu banyak dan seribu teman terlalu sedikit'. Hal ini juga berlaku dalam politik luar negeri Indonesia,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Prabowo sebagai Menhan telah terkenal karena konsistennya dalam menyuarakan perdamaian dan isu kemanusiaan global.
Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan dan tindakannya, baik dalam pertemuan bilateral maupun forum internasional.
Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menegaskan keinginan Indonesia untuk menjadi jangkar perdamaian dan kemakmuran di kawasan. Salah satunya disampaikan dalam pertemuan 2+2 Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Indonesia-Australia pada Februari 2023.
Baca juga: Kapan Australia Menjadi Benua?
“Saya kira kita sungguh-sungguh ingin menjadi jangkar perdamaian dan kemakmuran di kawasan,” tegas Prabowo kala itu.
Prabowo juga pernah menyita perhatian dunia dalam forum internasional. Salah satu momen mencolok tersebut adalah ketika dirinya menjadi pembicara pada acara International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura pada Juni 2023.
Dalam forum tersebut, Prabowo mengajukan sebuah proposal perdamaian terkait konflik Rusia-Ukraina.
“Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengajak dengan sangat kepada saudara-saudara kita di Ukraina dan di Rusia untuk segera menghentikan permusuhan,” ucapnya.
Baca juga: AS Yakin Rusia Pakai Rudal dari Korut untuk Hantam Ukraina
Meskipun sempat menimbulkan pro-kontra, sikap dan tindakan mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus tersebut menunjukkan keseriusan dalam memberikan kontribusi untuk mengakhiri konflik dan mencapai kesepakatan damai antara dua pihak yang berseteru.
“Perdamaian jauh lebih baik daripada kehancuran besar-besaran dan korban jiwa dari banyak orang yang tidak bersalah,” jelas Prabowo.