KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, berdiskusi, mendengar keluhan, dan menerima masukan dari sejumlah penggiat ekonomi di Denpasar, Bali.
Dalam acara bertajuk “Gibran Mendengar”, beberapa peserta diskusi mengeluhkan banyaknya pekerja asing yang bekerja tanpa izin.
Para penggiat ekonomi merasa resah karena keberadaan mereka kini mulai mendominasi sejumlah sektor hiburan di Bali.
Para peserta berulang kali menanyakan izin tinggal yang dimiliki pekerja asing kepada cawapres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto tersebut.
Gibran berterima kasih atas masukan dan keluhan yang disampaikan peserta diskusi. Dia menyebut akan mengkaji semua hal yang disampaikan.
Baca juga: Di Bali, Gibran Minta Pendukung Kerja Keras Menangkan Pilpres Satu Putaran
“Saya sampaikan terima kasih. Kami akan mengkaji masukan bapak dan ibu semua,” katanya dalam acara yang dilaksanakan di pinggir pantai Discovery Mall, Denpasar, Selasa (9/1/2024).
Salah satu kegelisahan diungkapkan Sheila Marcia, eks aktris dan model yang kini melakoni pekerjaan sebagai disc jockey (DJ).
Sheila mengaku paham bila sektor pariwisata menjadi daya tarik utama Bali. Namun, ia menyayangkan jika bidang tersebut justru diisi talenta asing.
"Di Bali ini saya tahu kalau tourism itu memang nomor satu, ya. Banyak bisnis juga berjalan karena tourism," katanya dalam siaran pers.
Namun, kata Sheila, dia dan suami bekerja sebagai DJ yang tinggal di Bali merasakan banyak pekerja yang justru mengutamakan warga negara asing (WNA).
Baca juga: Kepada Gibran, Tokoh Adat Minta Ibu Kota Bali Dipindah ke Buleleng
Keluhan serupa juga disampaikan Widi, pemilik sekolah berselancar (surfing) di Bali Utara.
Tidak hanya bersaing dengan pengusaha lokal, kini ia juga harus bersaing dengan WNA.
"Sejak pandemi Covid-19, saya merasa seperti kita itu tidak berkompetisi dengan warga sendiri, tetapi kita juga sekarang berkompetisi dengan WNA," jelasnya.
Widi mengatakan, sebagai warga negara Indonesia (WNI) dia tidak keberatan dengan banyaknya usaha di Bali.
Menurutnya, hal itu akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi warga lokal.
Namun, dia menyayangkan apabila para WNA melakukan pekerjaan tersebut secara ilegal.
Baca juga: Berkunjung ke Bali Utara, Gibran: Pembangunan Bandara Buleleng Akan Kami Kaji Ulang
"Jadi banyak sekali WNA yang memakai visa mereka itu membuka usaha. Banyak teman-teman dari komunitas surfing mengeluh seperti itu dari WNA, working as illegal labor," jelas Widi.