KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa tujuan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua mengangkat isu tentang greenflation (green inflation) atau inflasi hijau dalam debat cawapres adalah untuk memberikan pandangan informatif dan seimbang kepada publik.
Ia menilai bahwa agenda transisi menuju ekonomi hijau yang berkeadilan membawa konsekuensi. Perubahan teknologi dan aktivitas di sektor energi terbarukan dapat memicu kenaikan harga barang yang berujung pada inflasi.
“(Dari isu ini), Mas Gibran ingin mengingatkan bahwa tidak ada makanan yang gratis untuk sebuah kemajuan. Pasangan calon presiden (capres) perlu menjelaskan ini ke publik, sehingga mereka punya cara pandang yang lebih informatif lebih berimbang,” katanya melalui keterangan pers, Rabu (24/1/2024).
Baca juga: Kampanye Akbar di Cilacap Dihadiri Ribuan Massa, Anies: Saya Senang
Mantan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu juga menegaskan bahwa masyarakat berhak mengetahui konsekuensi dari setiap janji kampanye.
Untuk itu, kata Budiman, pasangan Prabowo-Gibran ingin mengajak publik untuk bersikap rasional dan visioner.
“Kalau kampanye hanya sekedar mengumbar janji tapi rakyat tidak dijelaskan konsekuensi-konsekuensinya, itu adalah penyesatan. Prabowo-Gibran mengajak kita untuk menghitung konsekuensi dan risiko, sehingga kami harus bersiap untuk itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budiman menegaskan bahwa pasangan capres dan cawapres dari Koalisi Indonesia Maju ingin menjadikan kampanye sebagai platform edukasi politik, bukan sekadar hiburan.
"Kami tidak membuat kampanye 'Nina Bobo', tapi (kami membuat) kampanye forum pendidikan dan edukatif," jelasnya.
Baca juga: Jokowi Nilai Debat Capres Kurang Edukatif, Begini Tanggapan KPU
Seperti diketahui, debat cawapres yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu (21/1/2024) masih menjadi perbincangan publik.
Dalam sesi tanya jawab, Gibran memperkenalkan istilah greenflation saat bertanya kepada salah satu cawapres dari pasangan calon (paslon) lain.
Cawapres tersebut menyebut Gibran mengarang dan mengaitkan sesuatu yang tidak ada. Pada akhirnya. cawapres ini enggan menjawab pertanyaan “recehan” dan mengembalikan waktu kepada moderator.
"Kalau akademis itu, gampangnya kalau yang bertanya seperti itu tuh recehan. Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya, dan oleh sebab itu, saya kembalikan ke moderator," kata cawapres tersebut.