KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Fahira Idris mengatakan, sesi tanya jawab antarcalon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) adalah segmen paling menarik dalam debat.
Namun, kata dia, segmen tanya jawab akan lebih berisi dan menarik jika masing-masing kandidat terlebih dahulu membedah visi misi dan program kerja lawan sesuai tema debat.
Hal itu dilakukan agar kandidat bisa menemukan kelemahan program kerja lawan dan menjadikan "amunisi" pertanyaan untuk kemudian dibandingkan dengan kelebihan program kerjanya.
“Saran saya, jelang debat keempat ini, capres-cawapres yang berdebat perlu mempelajari visi misi dan program kerja lawan sesuai tema yang perdebatan,” katanya dalam siaran pers, Senin (15/1/2024).
Fahira meminta pasangan calon (paslon) membentuk sebuah tim untuk membedah visi, misi, dan program kerja kompetitor kemudian mengkritisi kelemahannya.
Baca juga: Banyak Isu Tak Terungkap Saat Debat, Fahira Idris Minta Debat Capres-Cawapres di Luar KPU
“Dengan format seperti ini, perdebatan akan lebih menarik, berisi, edukatif serta memudahkan masyarakat menilai program kerja paslon mana yang paling berkualitas dan konkret,” ujarnya.
Fahira mencontohkan, tema debat keempat adalah tentang pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Masing-masing kandidat bisa menemukan kelemahan visi misi dan program kerja paslon lain terkait strategi dan implementasi politik hijau.
Senator Jakarta itu menyebutkan, jika dicermati secara mendalam, terdapat perbedaan strategi implementasi politik hijau yang merupakan ideologi dari pembangunan berkelanjutan di dalam dokumen visi, misi, dan program kerja ketiga paslon.
Masing-masing paslon mempunyai paradigma yang berbeda terkait pembangunan ekonomi yang bervariasi, rendah karbon, dan berbasis jasa atau bukan dari eksploitasi modal manusia dan alam.
“Saya berharap dari segmen tanya jawab antarkandidat ini, publik bisa mendapat pencerahan visi misi dan program paslon mana yang benar-benar mengedepankan pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Dia berharap, publik dapat menilai visi, misi, dan program paslon yang secara ekologis berakar pada lingkungan hidup, keadilan sosial, dan demokrasi akar rumput.
Calon legislatif (caleg) DPD RI Dapil DKI Jakarta pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 itu menambahkan, dari tiga debat yang sudah diselenggarakan, publik masih kesulitan membandingkan program paslon mana yang terbaik.
Sebab, segmen tanya jawab belum digunakan untuk mengkritik program kerja yang terdapat dalam dokumen visi misi masing-masing paslon yang saat ini sudah beredar luas di masyarakat.
Untuk diketahui, pada segmen tanya jawab debat, kandidat diberi keleluasaan melontarkan pertanyaan kepada kandidat lain.
Namun, dari tiga debat terakhir, kandidat sangat jarang mengkritik atau menggali kekurangan visi, misi, dan program pasangan calon (paslon) lain.