KOMPAS.com – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Fahira Idris menekankan urgensi peningkatan urban farming atau pertanian perkotaan di berbagai wilayah, termasuk di Kepulauan Seribu.
“Inisiatif urban farming ini harus terus didorong dan dimaksimalkan agar Kepulauan Seribu dapat menjadi Pulau Mandiri Pangan,” imbuhnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (29/1/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Fahira saat melakukan kunjungan kerja DPD RI yang bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan Undang-undang (UU) Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta (29/1/2024).
Untuk diketahui, warga Kepulauan Seribu sedang aktif mengembangkan urban farming yang juga tengah dilakukan oleh masyarakat Jakarta.
Baca juga: Selain di Jakarta, Cuaca Ekstrem Juga Berpotensi Terjadi di Bodetabek hingga 1 Februari 2024
Dengan menerapkan teknologi dan teknik pertanian inovatif, mereka berhasil mengembangkan urban farming yang menghasilkan buah dan sayuran di lahan berpasir.
“Sudah jadi pemandangan biasa, melihat warga Jakarta yang ada di daratan panen hasil urban farming. Namun, ada yang nuansa yang berbeda saat melihat keriangan warga Kepulauan Seribu memanen buah dan sayur hasil urban farming,” ucap Fahira.
Ia menyatakan bahwa urban farming telah terbukti memberikan manfaat signifikan bagi warga, baik secara individu maupun sebagai komunitas.
Menurutnya, urban farming tidak hanya menjadi solusi untuk kemandirian pangan keluarga, tetapi juga memiliki nilai ekonomi apabila dikelola dengan serius.
Baca juga: Bertemu Sri Sultan, Jokowi: Bicara Ekonomi, Geopolitik, Juga Politik Nasional
Oleh karena itu, ia menyarankan agar urban farming terus diperluas di berbagai wilayah, termasuk di Kepulauan Seribu.
Pada kesempatan tersebut, Fahira menekankan bahwa urban farming di Kepulauan Seribu membuka akses lebih mudah bagi warga untuk memperoleh pangan segar dan bergizi.
“Ini artinya, potensi gangguan pasokan pangan ke wilayah Kepulauan Seribu akibat cuaca tidak lagi menjadi persoalan, karena warganya sudah bisa memenuhi kebutuhan akan sayur dan buah-buahan sendiri,” imbuhnya.
Menurut Fahira, Kepulauan Seribu yang selama ini dikenal sebagai wilayah dengan mayoritas penduduk sebagai nelayan penghasil perikanan dan pelaku wisata bahari, telah mengembangkan praktik urban farming dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Nelayan Tewas Mengapung di Perairan Cilincing, Ternyata Perahunya Dihantam Ombak
Meskipun warga Kepulauan Seribu memiliki akses mudah terhadap bahan pangan perikanan laut, tetapi mereka harus mengimpor sayuran dan buah dari daratan Jakarta dan luar provinsi.
Dengan adanya urban farming, kini warga Kepulauan Seribu dapat memanen buah dan sayur langsung dari lahan yang dikelola secara mandiri.
Fahira berharap, kolaborasi dengan dinas terkait, kelompok tani (poktan), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan masyarakat dapat terus dioptimalkan.
“(Dengan begitu) Kepulauan Seribu menjadi Pulau Mandiri Pangan yang kaya ikan laut, sayur dan buah. Bahkan jika dikelola secara berkelanjutan dan masif, urban farming ini juga dapat menjadi potensi ekonomi baru bagi warga Kepulauan Seribu,” jelasnya.