KOMPAS.com - Peringatan Hari Hemofilia Sedunia atau World Hemophilia Day yang jatuh setiap 17 April adalah momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit pembekuan darah.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, salah satu bentuk perawatan dan pengobatan yang optimal untuk para pasien hemofilia adalah mendapatkan transfusi darah berkualitas.
Fahira menegaskan, stok darah yang berkualitas harus terus tersedia setiap saat untuk mendukung perawatan pasien hemofilia.
Untuk itu, kata dia, kegiatan donasi darah berperan sangat penting untuk memastikan ketersediaan darah, terutama bagi pasien hemofilia yang membutuhkan transfusi darah.
“Kegiatan donasi darah harus terus rutin digelar semua pihak untuk memastikan stok darah terutama di Jakarta tetap tersedia,” ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (17/4/2024).
Baca juga: Prevalensi Penyakit Tidak Menular Meningkat, Fahira Idris Ajak Masyarakat Jaga Pola Hidup Sehat
Dia menyebutkan, masih banyak pasien kelainan darah, salah satunya hemofilia, yang membutuhkan transfusi darah untuk proses pengobatan.
“Untuk itu, kegiatan bakti sosial donasi darah maraton di 44 kecamatan di Jakarta akan kembali kami gencarkan,” ujanya.
Fahira menyebutkan, hal tersebut merupakan salah satu usaha bersama untuk memastikan para pasien hemofilia bisa mendapatkan transfusi darah untuk proses pengobatan setiap saat.
Ketua Umum Bang Japar itu menyebutkan, kegiatan bakti sosial donasi darah yang dilakukannya berjenjang.
Setelah menyelesaikan kegiatan donasi darah di lima kota administrasi di Jakarta, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat, kegiatan donasi darah saat ini dan ke depan akan digelar secara berkesinambungan di 44 kecamatan di Jakarta.
Baca juga: Prevalensi Penyakit Tidak Menular Meningkat, Fahira Idris Ajak Masyarakat Jaga Pola Hidup Sehat
Setelah tingkat kecamatan selesai, kegiatan donasi darah akan berlanjut di 267 kelurahan yang ada di Jakarta.
Lebih lanjut, Fahira berharap, kegiatan donasi darah menjadi agenda rutin dari semua institusi, baik kementerian/lembaga, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah (BUMN/BUMD), pemerintah provinsi, swasta atau korporasi, organisasi massa, hingga komunitas masyarakat.
“Idealnya ada semacam konsensus bahwa kegiatan donasi darah akan menjadi salah satu cara bangsa ini merayakan atau mensyukuri peringatan hari-hari besar nasional,” katanya.
Dia mencontohkan, kegiatan donasi darah bisa digelar pada peringatan Hari Pahlawan, Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Kemerdekaan, hingga peringatan hari-hari penting lainnya, seperti ulang tahun perusahaan.
Baca juga: Pramuka Dicabut sebagai Ekskul Wajib, Fahira Idris Minta Mendikbud Ristek Berikan Penjelasan
Fahira mengatakan, setiap tetes darah yang didonasikan masyarakat akan menyelamatkan banyak nyawa dan kehidupan.
“Semoga kolaborasi kita untuk saling bahu membahu, bergotong-royong, dan saling tolong menolong, terutama dalam bentuk kegiatan donasi darah, terus menyala di kota kita tercinta Jakarta,” ujarnya.
Sebagai informasi, hemofilia adalah penyakit kelainan perdarahan akibat defisiensi (kekurangan) salah satu faktor pembekuan darah.
Faktor pembekuan darah merupakan protein yang sangat diperlukan dalam proses pembekuan darah.
Oleh karenanya, kekurangan faktor tersebut dapat menyebabkan perdarahan tidak terkendali, baik secara spontan atau setelah benturan ringan.
Selain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Hari Hemofilia Sedunia juga dijadikan momentum untuk terus menggalang solidaritas dan memastikan pasien hemofilia mendapatkan perawatan dan pengobatan yang yang optimal salah satunya ketersediaan stok darah yang berkualitas.