KOMPAS.com – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta, Fahira Idris menyoroti peran penting gerakan buruh dalam memperjuangkan isu-isu publik di Indonesia.
Menurut Fahira, gerakan buruh tak hanya berkutat pada masalah upah dan hubungan industrial, tapi juga meluas hingga ke ranah isu-isu lintas sektoral, seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, lingkungan, dan keadilan sosial.
Maka dari itu, peringatan Hari Buruh Internasional yang diperingati setiap 1 Mei harus dimanfaatkan untuk memperkuat gerakan buruh yang inklusif dan progresif.
"Dengan segala dinamikanya, gerakan buruh diharapkan terus setia kepada pendekatan yang inklusif dan visi yang progresif serta memperjuangkan isu yang lintas sektoral," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (1/5/2024).
Baca juga: Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah
Fahira menjelaskan bahwa gerakan buruh telah menjadi kekuatan utama dalam memperjuangkan akses dan kesempatan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi atau sosial.
Begitu juga dengan isu kesehatan, buruh memperjuangkan akses yang lebih luas dan merata serta layanan yang berkualitas bagi semua warga negara.
Isu pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan krisis iklim juga menjadi fokus gerakan buruh. Mereka mempromosikan keberlanjutan lingkungan dan transisi energi terbarukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Lebih lanjut, Fahira menegaskan bahwa kontribusi gerakan buruh tidak hanya terbatas pada ranah sosial, tetapi juga ekonomi. Mereka telah berperan dalam kebijakan negara terkait redistribusi pendapatan, jaminan sosial, perluasan program bantuan sosial, serta program-progam prorakyat lainnya.
“ Gerakan buruh sejatinya telah berkontribusi besar terhadap pembangunan sosial dan ekonomi, bahkan menjadi salah satu fondasi transformasi kemajuan di negeri ini,” ujar Fahira.