KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Fahira Idris turut merayakan Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas) 2024.
Menurutnya, pendidikan adalah pintu masuk dan pintu keluar terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat sebagai fondasi Indonesia menjadi negara maju.
Meskipun banyak kemajuan yang diraih dalam pembangunan bidang pendidikan Indonesia, masih banyak tantangan yang harus segera diatasi.
Fahira mengatakan, salah satu masalah utama yang perlu diselesaikan adalah menghadirkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas.
“Perlu ada lompatan peningkatan kualitas pengajaran, pembelajaran dan pemerataan akses layanan pendidikan di semua jenjang serta percepatan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun untuk menghadirkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas,” katanya dalam siaran pers, Kamis (2/5/2024).
Baca juga: Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral
Selain itu, kata dia, pemerataan layanan pendidikan berkualitas bisa terwujud jika profesionalisme, kualitas, pengelolaan, dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan merata di seluruh wilayah.
Perempuan yang menjadi senator sejak 2014 itu juga mengatakan, pendidikan berkualitas memerlukan pemerataan kualitas layanan antarsatuan pendidikan dan antarwilayah.
Tak kalah penting, kata Fahira, tata kelola pembangunan pendidikan, strategi pembiayaan, dan peningkatan efektivitas pemanfaatan anggaran pendidikan juga berpengaruh terhadap kualitas pendidikan.
Pemerhati pendidikan itu menyebutkan, percepatan pemerataan layanan pendidikan berkualitas menjadi sebuah keniscayaan.
“Negara harus memastikan semua anak memiliki akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas, terutama di daerah pedesaan dan daerah terpencil,” ujarnya.
Baca juga: Hari Posyandu Nasional, Fahira Idris Paparkan 4 Langkah Revitalisasi Posyandu Agar Berjalan Efektif
Dia menilai, pendidikan yang berkualitas bukan sekadar kemantapan infrastruktur fisik, tetapi juga kualitas pengajaran dan pembelajaran, kompetensi pendidik, dan tenaga kependidikan.
“Pendidikan berkualitas menyediakan kemudahan pembiayaan melalui pemberian bantuan pendidikan terutama bagi anak-anak dari daerah afirmasi atau daerah tertinggal, terluar, dan terisolir,” ujarnya.
Fahira menambahkan, salah satu fokus pemerataan layanan pendidikan berkualitas yang harus terus digenjot saat ini dan ke depan adalah pemerataan layanan pendidikan antarwilayah.
Menurutnya, program keberpihakan kepada daerah dengan kemampuan fiskal dan kinerja pendidikan yang rendah harus semakin diperkuat.
Fahira mengatakan, formulasi penerapan model layanan yang tepat untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar dapat dibuat menjadi pendidikan terintegrasi.
“Misalnya sekolah satu atap, sekolah terbuka, pendidikan jarak jauh, atau pendidikan berpola asrama. Ini bisa menjadi sebuah kebutuhan untuk mempercepat pemerataan layanan pendidikan berkualitas di seluruh wilayah Indonesia,” jelasnya.
Untuk diketahui, Indonesia bercita-cita menjadi salah satu negara maju di dunia, sehingga menjadikan pembangunan bidang pendidikan sebagai prioritas nasional.
Sebagai negara besar, baik dari sisi jumlah penduduk dan luas wilayah, pembangunan sektor pendidikan di Indonesia memiliki banyak tantangan dan persoalan yang kompleks.
Oleh karena itu, peringatan Hardiknas diharapkan terus menjadi daya dorong untuk mewujudkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas.