KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Fahira Idris menyoroti kasus kebocoran data yang baru-baru ini terjadi.
Dia menegaskan, data yang aman dan terlindungi merupakan dasar bagi keamanan nasional.
Menurutnya, kebocoran dan gangguan data terutama yang diakibatkan serangan siber, bukan hanya berpotensi besar menjadi ancaman terhadap privasi individu atau warga negara, tetapi juga bisa mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Fahira menyebutkan, gangguan pada layanan publik, seperti sistem imigrasi, dapat menghambat aktivitas ekonomi dan menurunkan produktivitas nasional.
Dia juga mengatakan, kebocoran dan gangguan data, terutama yang diakibatkan serangan siber juga menganggu keamanan dan integritas nasional.
Baca juga: Peringati Hari UMKM Internasional, Fahira Idris: Mulailah Jadi Creativepreneur
“Data adalah aset berharga yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Oleh karena itu, sudah selayaknya semua sumber daya dikerahkan untuk menjaga dan melindunginya,” dalam siaran pers, Sabtu (6/7/2024).
Dalam tingkat tertentu, kata Fahira, kebocoran dan gangguan data akibat serangan siber dapat mengganggu instabilitas sosial dan politik sebuah bangsa.
Dia pun menegaskan, saat ini dan ke depan perlindungan terhadap data nasional harus menjadi prioritas utama dalam strategi keamanan nasional.
Untuk itu, Fahira mengatakan, Pusat Data Nasional ( PDN) harus memiliki sistem backup dan pemulihan data yang andal.
Menurutnya, sistem backup data berlapis dan pemulihan data yang cepat serta efektif untuk meminimalkan dampak dari serangan siber tidak akan bisa dihindari.
Baca juga: HUT Ke-78 Bhayangkara, Fahira Idris Dorong Polri Beradaptasi dan Berinovasi Jaga Keamanan
Perlindungan itu tidak hanya mencakup pencegahan terhadap serangan siber, tetapi juga memastikan data dapat dipulihkan dengan cepat dan efisien jika terjadi kebocoran atau kehilangan data.
Fahira menegaskan, sistem backup dan pemulihan data yang andal merupakan elemen kritis dalam perlindungan data nasional.
Negara, kata dia, dapat memperkuat keamanan data dan meminimalkan dampak dari serangan siber dengan menerapkan strategi backup berlapis dan menggunakan backup on-site dan off-site.
Cara lainnya adalah merencanakan pemulihan bencana yang komprehensif, melindungi backup data dengan enkripsi dan kontrol akses, mengotomatisasi proses backup, dan memastikan kapasitas penyimpanan yang memadai.
Fahria mengatakan, perlindungan data yang kuat tidak hanya mencakup pencegahan terhadap serangan siber, tetapi juga memastikan data dapat dipulihkan dengan cepat dan efisien jika terjadi kebocoran atau kehilangan data.
Baca juga: Tercatat 80.000 Anak Main Judi Online, Fahira Idris: Ini Harus Jadi Concern Negara
“Sekali lagi, kita semua harus sampai pada satu pemahaman yang sama bahwa perlindungan data yang efektif adalah kunci untuk menjaga stabilitas dan keamanan nasional dalam era digital saat ini,” tegasnya.