KOMPAS.com – Anggota DPD RI daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Fahira Idris menyoroti rencana pengalihan anggaran program Sarapan Gratis di Jakarta.
Anggaran tersebut rencananya akan dialihkan untuk meningkatkan jumlah penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), serta renovasi kantin sekolah menjadi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi ( SPPG) guna mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Meskipun program tersebut dibatalkan, optimalisasi anggaran yang dialihkan harus memberikan dampak positif bagi kualitas pendidikan dan kesejahteraan pelajar di ibu kota,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Fahira menegaskan, pengalihan anggaran tersebut harus dilakukan secara transparan dan tepat sasaran.
Dia mengatakan, setidaknya ada tiga hal yang harus menjadi perhatian. Pertama, penambahan kuota penerima manfaat KJP dan KJMU harus berjalan transparan.
Baca juga: Gus Ipul Ungkap Ada Bansos yang Tak Tepat Sasaran
"Penambahan kuota harus benar-benar menyasar siswa dari keluarga yang membutuhkan agar mereka mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Kamis.
Kedua, renovasi kantin sekolah harus memenuhi standar gizi dan kesehatan yang tinggi, bukan sekadar memperbaiki bangunan fisik.
Ketiga, efektivitas program MBG harus diperkuat agar distribusi makanan bergizi tetap merata dan mencakup seluruh pelajar yang membutuhkan.
Lebih lanjut, Fahira menyoroti rencana renovasi kantin sekolah agar dapat berfungsi sebagai SPPG.
Senator Jakarta itu berharap, keberadaan SPPG dapat menunjang penyediaan makanan bergizi bagi pelajar secara lebih efektif.
Baca juga: BGN Usulkan Buka Puasa Bersama dalam Program Makanan Bergizi Gratis
Fahira juga menekankan, Jakarta dapat belajar dari konsep serupa yang telah diterapkan di berbagai negara.
“Sebagai contoh, Jepang memiliki program “Shokuiku” yang mengintegrasikan pendidikan gizi dengan kantin sekolah,” imbuhnya.
Makanan yang disediakan tidak hanya bergizi, tetapi juga berstandar tinggi dalam hal kebersihan dan keseimbangan nutrisi.
Hal serupa juga diterapkan di Korea Selatan (Korsel). Program makan siang bergizi di negara ini dikontrol ketat sekolah, mulai dari bahan baku hingga penyajiannya, serta melibatkan orangtua dalam pemantauan kualitas makanan.
Menurut Fahira, Jakarta memiliki peluang besar untuk menjadikan kantin sekolah sebagai pusat pemenuhan gizi yang lebih modern dan efisien.
Baca juga: Tips Pemenuhan Gizi dan Olahraga Sehat Selama Puasa Ramadhan
Kantin sekolah harus menyediakan menu yang dikontrol ketat oleh ahli gizi serta menggunakan bahan-bahan lokal untuk memastikan kandungan nutrisi yang sesuai bagi anak-anak.
“Dengan demikian, tujuan utama, yaitu meningkatkan kualitas pelajar di Jakarta, tetap dapat tercapai meskipun program Sarapan Gratis tidak terlaksana,” ujarnya.
Sebagai informasi, Gubernur DKJ Pramono Anung telah memastikan, program Sarapan Gratis yang pernah digagas kini dibatalkan.
Keputusan tersebut diambil setelah Pramono bertemu dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, Rabu (12/3/2025).