KOMPAS.com - Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan ASEAN Economic Community (AEC) Council atau Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA), Kamis (31/10/2019).
Dalam pertemuan yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Centre, Bangkok, Thailand, Airlangga didampingi Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto.
Pertemuan itu mendahului rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-35 yang akan berlangsung 2 hingga 4 November 2019 di tempat yang sama.
Empat hal utama yang dibahas dalam pertemuan itu yakni tingkat implementasi prioritas tahunan MEA, pelaksanaan Mid Term Review (MTR) Cetak Biru MEA, kerangka kerja badan-badan sektoral di bawah Dewan MEA, revolusi industri 4.0.
Baca juga: Sektor Industri Paling Siap Terapkan Industri 4.0, Ini Urutannya
Menko Perekonomian selaku Ketua Dewan MEA Indonesia menyampaikan Tema Keketuaan ASEAN 2019 adalah Advancing Partnership for Sustainability, yang mengangkat isu-isu penting di antaranya ekonomi digital dan revolusi industri 4.0.
Menurut Airlangga, tema tersebut sejalan dengan prioritas Indonesia, sehingga diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan Ekonomi.
Ia juga menyambut baik penyelesaian 10 dari 13 prioritas Keketuaan Thailand 2019 dan mendorong penyelesaian 3 prioritas yang tersisa tahun ini.
“Utamanya, live operation pertukaran ATIGA e-Form D melalui ASW, guna memperlancar perdagangan intra ASEAN,” kata Airlangga dalam pernyataan tertulis, Kamis (31/10/2019).
Baca juga: 4 Bank Sentral ASEAN Dorong Perdagangan dengan Mata Uang Lokal
Ketua Dewan MEA Indonesia mengapresiasi tingkat implementasi kolektif dari 171 prioritas tahunan ASEAN 2019 hingga saat ini adalah 93 prioritas atau 54,4 persen.
Sementara itu, Indonesia telah menyelesaikan 103 prioritas atau 61 persen. Secara kolektif, imbuh dia, ASEAN diperkirakan dapat menyelesaikan sekitar 91,2 persen prioritas tahun ini.
Ia berharap, Vietnam, selaku Chair ASEAN pada 2020, dapat melanjutkan kesinambungan priority economic deliverables ASEAN di masa Thailand Chairmanship 2019.
Indonesia, kata dia, menyambut baik rencana pelaksanaan Mid Term Review (MTR) Cetak Biru ASEAN 2025 yang dipandang sangat penting untuk melihat output, outcome, maupun dampak dari integrasi ekonomi menuju ASEAN Vision 2025.
“MTR juga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi solusi untuk menyelesaikan isu carry-over dari unimplemented priorities ke tahun implementasi selanjutnya,” ujarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat penyelesaian prioritas tahunan AEC Blueprint 2025 hanya berada pada kisaran 60 persen.
Tahun 2019, ia menambahkan, ada pengecualian dengan adanya tingkat implementasi yang diperkirakan dapat mencapai sekitar 91 persen.
Menurut dia, Indonesia berharap periodic information tentang implementasi prioritas pada tahun berjalan dapat disediakan, dalam rangka mendorong tingkat implementasi prioritas-prioritas tahunan, baik di tingkat negara maupun ASEAN.
“Indonesia juga mendorong dilakukannya kajian tentang development gap di antara AMS yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun prioritas pada tahun-tahun selanjutnya, yang diharapkan dapat mempersempit kesenjangan di antara negara anggota ASEAN,” kata dia.
Baca juga: Indonesia Kejar Ketertinggalan Manfaatkan Perang Dagang AS-China
Airlangga menambahkan, Indonesia berharap implementasi atas instruksi AEC Council kepada seluruh badan sektoral yang berada di bawah koordinasinya tersebut dapat membuat proses kerja di ASEAN menjadi lebih efisien dan efektif.
“Termasuk untuk mengatasi tumpang tindih tugas dan fungsi di antara badan-badan sektoral,” ujarnya.
Indonesia juga mendorong ASEAN untuk memperhatikan perbedaan tingkat pembangunan di antara AMS dan memprioritaskan inisiatif-inisiatif berdasarkan tingkat practicality serta nilai tambahnya.
Selain itu, Indonesia mengusulkan agar isu revolusi industri 4.0 yang sangat luas dan bersifat lintas sektor dapat ditangani lembaga sektoral yang menangani bidang industri di bawah AEC Council.
“Dalam hal ini perlu dibahas lebih lanjut mekanismenya, termasuk kebutuhan perubahan ASEAN Charter untuk mengakomodir hal tersebut,” kata Airlangga.
Indonesia, imbuh dia, telah menyampaikan masukan dan dapat menyepakati endorsement atas draft AEC Council Report to the 35th ASEAN Summit.
“Pertemuan AEC Council diharapkan mampu memberikan arah perekonomian ASEAN dan Indonesia untuk mencapai kemakmuran bersama,” ucap dia.
Berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015 merupakan langkah besar bagi integrasi ekonomi ASEAN, karena menawarkan peluang yang besar dengan potensi pasar mencapai 2,6 miliar dollar AS dan 622 juta penduduk.
Buktinya, pada 2018 total perdagangan ASEAN mencapai 2,8 triliun dollar AS dengan perdagangan intra-ASEAN memiliki porsi terbesar yaitu 23 persen.
Bagi Indonesia, AEC memiliki dampak besar terhadap perkembangan ekonomi. Berdasarkan data ASEAN Secretariat, nilai ekspor Indonesia ke ASEAN dalam kurun waktu 2015-2018 mengalami peningkatan sebesar 25 persen dari 33 juta dollar AS menjadi 42 juta dollar AS pada 2018.
Sementara itu, sebesar 39 persen aliran investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) yang masuk ke Indonesia pada 2018 berasal dari ASEAN.
Pada periode 2015 hingga 2018, nilai FDI ASEAN yang masuk dari ASEAN ke Indonesia naik 24 persen dari 9,1 miliar dollar AS menjadi 11,3 miliar dollar AS pada 2018.
Ia menjelaskan, langkah besar integrasi ekonomi ASEAN tersebut masih akan terus dilakukan.
Pada ASEAN Summit ke 27 di Malaysia, para pemimpin ASEAN setuju untuk mengadopsi AEC Blueprint 2025 yang bertujuan menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang kohesif, kompetitif, inovatif dan dinamis melalui peningkatan konektifitas dan kerja sama sektoral, inklusif, berorientasi pada manusia, mengedepankan komunitas dan terintegrasi dengan ekonomi global.
“Sejak diberlakukannya AEC Blueprint 2025, upaya integrasi dilakukan secara bertahap melalui target Annual Priorities yang harus dipenuhi negara anggota setiap tahunnya,” kata Airlangga.
AEC Council di negara anggota bertanggung jawab untuk memantau perkembangan implementasi setiap prioritas dan melaporkannya pada pertemuan AEC Council Meeting di ASEAN Summit, termasuk pada kesempatan ASEAN Summit ke 35 tersebut.