KOMPAS.com – Ketua DPP Partai Golkar, Meutya Hafid, berharap semua kader Partai Golkar menjaga soliditas dan kebersamaan menjelang Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 14 dan 15 November 2019 di Jakarta.
Salah satu agenda Rapimnas tersebut adalah menyiapkan materi Munas Partai Golkar yang akan digelar awal Desember mendatang.
Meutya Hafid yang juga Ketua Komisi I DPR itu beranggapan segala perbedaan pandangan sebaiknya diselesaikan dengan cara musyawarah, termasuk juga dalam Munas Partai Golkar.
Baca juga: Munas Golkar, Aklamasi Bisa Jadi Alternatif dalam Pemilihan Ketua Umum
Adapun pemilihan Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2019-2024 merupakan satu dari sekian agenda Munas Partai Golkar.
“Hasil Munas nanti harus menjadi pemersatu kader untuk bersama-sama berkarya demi kemajuan Golkar. Untuk itu pentingnya memelihara semangat musyawarah dan mufakat, dan tentunya saya berharap munas pada Desember ini bisa tercapai kata mufakat” kata Meutya dalam pernyataan tertulis, Rabu (13/11/2019).
Ia mengimbau, jangan sampai ada konflik di antara kader partai yang berpotensi mengancam kesolidan Partai Golkar.
Meutya berharap siapapun calon yang akan maju dalam Munas Partai Golkar 2019, pemilihan bisa berjalan lancar tanpa gejolak.
“Saya melihat Pak Airlangga sosok yang bijak, santun, dan saya rasa beliau figur yang bisa mempersatukan. Sementara itu, Mas Bambang Soesatyo (Bamsoet) adalah tokoh senior yang telah matang. Jadi saya yakin Mas Bamsoet bisa berkomunikasi baik dengan Pak Airlangga untuk tercapai musyawarah mufakat. Demikian juga para pemegang suara, intinya voting itu pilihan akhir, yang utama musyawarah,” ujarnya.