Dinilai Layak Maju Pilgub Jabar 2024, Dedi Mulyadi Enggan Dikaitkan dengan Elektabilitas

Kompas.com - 24/02/2022, 20:35 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Dedi Mulyadi.DOK. Humas Partai Golkar Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Dedi Mulyadi.

KOMPAS.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Dedi Mulyadi layak menjadi pesaing berat Ridwan Kamil (RK) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2024 mendatang.

Menanggapi hal tersebut, pria yang akrab disapa Kang Dedi itu mengatakan bahwa saat ini dia tetap fokus dalam tugas dan jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.

“Saya bekerja mengabdi pada warga dengan berbagai kegiatan sosial dan budaya tidak mau dikaitkan dengan urusan elektabilitas. Ini karena akan mengurangi keikhlasan dalam mengabdi,” ucapnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Elektabilitas Digeser Demokrat, Golkar Optimistis Hasil Akhirnya Akan Berbeda

Andai kata sekarang mendapat apresiasi seperti itu, Kang Dedi merasa sudah uyuhan atau masih untung. Meski demikian, ia mengucapkan terima kasih atas hal tersebut.

Hatur nuhun (terima kasih). Terima kasih atas apresiasi warga Jawa Barat terhadap diri saya,” ucapnya.

Sebelumnya, LSI Denny JA telah melakukan survei untuk Pilgub Jabar 2024. Dalam survei ini, Kang Dedi dinyatakan sebagai bintang baru yang akan menjadi pesaing berat Ridwan Kamil.

Posisi Dedi Mulyadi diklaim akan semakin kuat jika Ridwan Kamil tidak mencalonkan kembali di Pilgub Jabar dan lebih memilih maju sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres).

Baca juga: LSI: Dedi Mulyadi Lawan Terberat Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2024

Potensi tergambar jelas

Pada kesempatan itu, Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah mengatakan, potensi Dedi Mulyadi tergambar jelas dari posisi elektabilitas yang meroket untuk ukuran calon pendatang baru.

Meskipun, kata dia, jika dibandingkan dengan posisi elektabilitas, Ridwan Kamil sebagai incumbent atau pemegang jabatan masih memimpin.

Lebih lanjut Toto menjelaskan, posisi elektabilitas masing-masing dalam berbagai simulasi jumlah calon, termasuk Kang Dedi.

Untuk simulasi 20 calon gubernur, Ridwan Kamil memimpin dengan 45,2 persen, disusul Dedi Mulyadi 24,7 persen dan Dede Yusuf 8,5 persen.

Baca juga: Ridwan Kamil-Ahok Masuk Bursa Kepala Otorita IKN, Pengamat: Belum Ada yang Tepat

Sementara itu, calon lainnya mulai dari Wakil Gubernur (Wagub) Jabar UU Ruzhanul Ulum, Cellica Nurrachadiana, Desy Ratnasari, Ahmad Syaikhu, Bima Arya, Nurul Arifin, Rieke Diah Pitaloka, dan Ace Hasan Syadzily masih di bawah 5 persen.

Setelah dikerucutkan menjadi enam calon, Ridwan Kamil menempati 47,3 persen, Dedi Mulyadi 25,5 persen, dan Dede Yusuf 12,7 persen. Sementara itu, Uu Ruzhanul Ulum, Ahmad Syaikhu, dan M Farhan masih tetap di bawah 5 persen.

Adapun hal yang paling menarik pada simulasi 10 calon tanpa Ridwan Kamil adalah posisi Dedi Mulyadi melesat ke 38,0 persen, disusul Dede Yusuf menjadi 22,7 persen, Uu 6,7 persen, Desy Ratnasari 5,8 persen, Ahmad Syaikhu 3,5 persen, dan Atalia Kamil 1,8 persen.

“Dari simulasi tanpa Ridwan Kamil terlihat jelas bahwa Kang Dedi yang paling banyak menerima berkah limpahan suara. Disusul Dede Yusuf yang cukup tinggi juga,” kata Toto.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kecewa Mendag Tak Hadir dalam Rapat Gabungan Bahas Minyak Goreng

Oleh karena itu, sebut dia, jika Ridwan Kamil akhirnya lebih memilih sebagai capres atau cawapres, tidak sebagai cagub, maka hanya Dedi Mulyadi yang punya potensi melenggang menang.

Meski demikian, dalam pandangan peneliti senior LSI Denny JA itu, peluang kandidat lain tetap terbuka sejauh mereka mampu memenuhi tuntutan hukum besinya untuk menang.

Peluang itu bisa datang dari tuntutan mendongkrak pengenalan maupun kesukaan dengan kerja-kerja kampanye yang terukur. Apalagi masih ada waktu cukup lama, yaitu sekitar tiga tahun kurang sampai 2024 nanti.

Terbukanya peluang kandidat lain juga terlihat dari data survei tentang pemilih yang masih berkategori soft supporter, yaitu pemilih cair yang mungkin sekarang sudah punya pilihan tetapi masih sangat mungkin berubah.

Baca juga: Survei IPRC: Dedi Mulyadi Jadi Pesaing Kuat Ridwan Kamil di Pilgub Jabar

Jumlah peluang kandidat itu sekitar 42,7 persen. Itulah jumlah yang sering disebut sebagai lahan tak bertuan dan masih bisa diperebutkan oleh siapa saja.

“Hanya Ridwan Kamil dan Kang Dedi yang sudah memiliki strong supporter atau pemilih militan cukup tinggi dengan persentase RK 33,5 persen dan Dedi 13,7 persen. Untuk lainnya, termasuk Dede Yusuf, masih dibawah 5 persen,” kata Toto.

Biasanya, lanjut dia, kategori pemilih militan seperti itu tak akan berubah sampai hari H pemilihan. Terkecuali ada badai politik dahsyat yang menimpa mereka.

Baca juga: Bertemu Dubes AS, Ridwan Kamil Paparkan Potensi Ekonomi di Jawa Barat

Alasan bisa saingi Ridwan Kamil

Pada kesempatan tersebut, Toto menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi alasan fenomena melesatnya Dedi Mulyadi sebagai rival berat Ridwan Kamil.

“Dari pengalaman LSI melakukan ratusan kali survei, calon dengan potensi menang biasanya terlihat dari beberapa indikator yang ada dalam data survei,” ucapnya.

Toto mencontohkan, selain faktor tren elektabilitas yang terus naik, meratanya dukungan di aneka segmen demografis juga tergambar jelas. Segmen demografis ini seperti suku, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, pemilih partai, dan sebaran zona daerah pemilihan (dapil).

Begitu juga dengan tingkat pengenalan, kata dia, berbanding lurus dengan tingkat kesukaan. Sebab, ada banyak calon dengan tingkat pengenalan tinggi, tetapi kesukaan rendah. Biasanya hal ini kategori calon yang berat untuk menang.

Baca juga: Berkat Dedi Mulyadi, Pria Ini Kini Bisa Menikah dengan Pujaan Hatinya

Menurut Toto, Dedi Mulyadi hampir masuk dalam semua kategori mampu menyaingi Ridwan Kamil. Termasuk soal pengenalan dan kesukaan yang nyaris berbanding lurus yakni dikenal 79,5 persen dan disukai 87,8 persen.

“Bandingkan dengan Dede Yusuf yang sudah dikenal oleh 94 persen, tapi disukai 86 persen. Artinya jika pengenalan Dedi Mulyadi naik sampai di atas 90 persen ada potensi elektabilitas juga naik,” imbuhnya.

Adapun faktor lain berdasarkan data survei LSI elektabilitas, Dedi Mulyadi disumbang oleh gencarnya mengemas program turun ke masyarakat lewat YouTube dan aneka platform media sosial (medsos) lainnya seperti Facebook (FB) dan Instagram (IG).

Baca juga: Elektabilitas Tinggi, Mungkinkah Ridwan Kamil, Anies, dan Ganjar Diusung Partai Jadi Capres?

Dari base 63,3 persen pengguna medsos saat ditanya konten media siapa yang paling disukai, hasilnya Dedi Mulyadi meraih persentase YouTube 17,2 persen FB 6,6 persen, dan IG 0,8 persen. Sementara itu, Ridwan Kamil hanya unggul di sosmed IG 4,7 persen dan YouTube 4,2 persen.

“Kekuatan Kang Dedi di medsos lebih pada kontennya yang news value atau nilai berita. Dia bermain isu yang kuat dan memiliki public interest atau kepentingan umum seperti isu kerakyatan, bantuan kepada rakyat kecil, soal sampah dan sejenisnya,” ujar Toto.

Tak hanya itu, lanjut dia, Kang Dedi juga punya brand yang kuat sebagai tokoh Sunda loyal dan konsisten memperjuangkan serta melestarikan budaya, dalam arti peradaban, bukan suku.

 

Terkini Lainnya
Kapasitas EBT Terus Meningkat, Lamhot Optimistis Indonesia Capai Target Bauran Energi 23 Persen
Kapasitas EBT Terus Meningkat, Lamhot Optimistis Indonesia Capai Target Bauran Energi 23 Persen
Golkar Membangun Indonesia
Prabowo-Gibran Nomor Urut 2, Rosan Roeslani: Angka 2 Cerminkan Kemenangan dan Kesuksesan Indonesia
Prabowo-Gibran Nomor Urut 2, Rosan Roeslani: Angka 2 Cerminkan Kemenangan dan Kesuksesan Indonesia
Golkar Membangun Indonesia
Ganjar Komentari Soal Transisi Energi, Begini Respons Lamhot Sinaga
Ganjar Komentari Soal Transisi Energi, Begini Respons Lamhot Sinaga
Golkar Membangun Indonesia
Dinamika Ekonomi dan Geopolitik Global Turunkan Ekspor, Airlangga Pimpin Satgas Peningkatan Ekspor
Dinamika Ekonomi dan Geopolitik Global Turunkan Ekspor, Airlangga Pimpin Satgas Peningkatan Ekspor
Golkar Membangun Indonesia
Lamhot Sinaga Beri Apresiasi Duet Airlangga-Luhut Sukseskan Food Estate
Lamhot Sinaga Beri Apresiasi Duet Airlangga-Luhut Sukseskan Food Estate
Golkar Membangun Indonesia
PSI dan Garuda Disebut Bakal Dukung Prabowo, Airlangga: Insya Allah Kami Menangkan Pemilu 2024
PSI dan Garuda Disebut Bakal Dukung Prabowo, Airlangga: Insya Allah Kami Menangkan Pemilu 2024
Golkar Membangun Indonesia
Unggah Foto bersama Airlangga Hartarto, Akun Instagram Prabowo Dibanjiri Respons Positif Warganet
Unggah Foto bersama Airlangga Hartarto, Akun Instagram Prabowo Dibanjiri Respons Positif Warganet
Golkar Membangun Indonesia
Hadiri Musyawarah Anggota AEI 2023, Airlangga Paparkan Strategi Indonesia untuk Jaga Prospek Ekonomi
Hadiri Musyawarah Anggota AEI 2023, Airlangga Paparkan Strategi Indonesia untuk Jaga Prospek Ekonomi
Golkar Membangun Indonesia
Golkar Konfirmasi Ridwan Kamil Tak Jadi Cawapres Dampingi Ganjar Pranowo
Golkar Konfirmasi Ridwan Kamil Tak Jadi Cawapres Dampingi Ganjar Pranowo
Golkar Membangun Indonesia
Jokowi Ajak Pemimpin Negara-negara Asia Timur Jadikan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth
Jokowi Ajak Pemimpin Negara-negara Asia Timur Jadikan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth
Golkar Membangun Indonesia
ASEAN Harus Kurangi 78 Persen Energi Fosil, Jokowi: Transisi Energi Perlu Dipercepat
ASEAN Harus Kurangi 78 Persen Energi Fosil, Jokowi: Transisi Energi Perlu Dipercepat
Golkar Membangun Indonesia
Airlangga Sebut Penggunaan Mata Uang Lokal Sangat Relevan untuk Dukung Penguatan Ekonomi Nasional
Airlangga Sebut Penggunaan Mata Uang Lokal Sangat Relevan untuk Dukung Penguatan Ekonomi Nasional
Golkar Membangun Indonesia
Airlangga Paparkan 3 Usulan Strategis Indonesia untuk Wujudkan Ekonomi Inklusif ASEAN
Airlangga Paparkan 3 Usulan Strategis Indonesia untuk Wujudkan Ekonomi Inklusif ASEAN
Golkar Membangun Indonesia
Airlangga Sebut Peran Aktif Swasta Dibutuhkan untuk Dongkrak Ekonomi ASEAN
Airlangga Sebut Peran Aktif Swasta Dibutuhkan untuk Dongkrak Ekonomi ASEAN
Golkar Membangun Indonesia
Pimpin The 23rd AECC Meeting, Menko Airlangga Bahas Kondisi Ekonomi Terkini di Kawasan ASEAN
Pimpin The 23rd AECC Meeting, Menko Airlangga Bahas Kondisi Ekonomi Terkini di Kawasan ASEAN
Golkar Membangun Indonesia
Bagikan artikel ini melalui
Oke