KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, program Reforma Agraria sangat penting dan strategis dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
Pasalnya, reforma agraria merupakan salah satu program Strategis Nasional yang berkontribusi dalam penataan aset melalui redistribusi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) sebagai modal usaha produktif.
“Reforma Agraria merupakan salah satu program yang masuk kategori pemerataan ekonomi dengan dampak langsung pada penguatan ekonomi rakyat, terutama rakyat kecil di pedesaan, petani, pekebun, nelayan, yang tinggal juga di daerah pesisir,” katanya.
Hal tersebut dikatakan Airlangga ketika membuka acara puncak Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Summit 2023 secara virtual, Rabu (30/8/2023).
Airlangga menyebutkan, reforma agraria juga menjadi salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan mendorong iklim usaha yang lebih baik.
Baca juga: Dorong Revolusi Industri 4.0, Airlangga Hartarto Terima Penghargaan dari BKTI PII Award
“Reforma Agraria mengatasi kemiskinan, khususnya untuk usaha kecil, menengah, dan tentunya usaha-usaha rakyat,” kata Airlangga dalam siaran persnya, Rabu.
Dia juga mengingatkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam GTRA Summit 2022 yang meminta seluruh pejabat pusat, daerah serta semua lembaga pemerintah harus saling terbuka, bersinergi, dan riil pada tataran pelaksanaan Reforma Agraria.
“Oleh karena itu, deklarasi yang telah kita sepakati pada GTRA Summit 2023 di Kabupaten Karimun ini dapat dilaksanakan dan diwujudkan,” tegasnya.
Ketua Umum Partai Golkar itu pun meminta kementerian atau lembaga negara dan pemerintah daerah (pemda) agar saling menguatkan kerja sama.
Airlangga juga berharap, para kepala daerah berperan aktif dalam menjadikan Reforma Agraria sebagai program prioritas daerah dan masuk ke dalam rencana kerja pemda.
Baca juga: Kebijakan Investasi RI Dipuji Kongres AS, Airlangga: UU Cipta Kerja Dorong Pemerataan Pembangunan
“Ini yang terpenting, pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mendukung pelaksanaan reforma agraria,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Airlangga juga memaparkan capaian kinerja ekonomi terkini yang menjadi landasan kuat bagi perekonomian Indonesia ke depan.
Pada triwulan II-2023, ekonomi nasional tumbuh 5,17 persen year on year (yoy).
Selain itu, pada Juli 2023, Indonesia kembali masuk dalam klasifikasi negara upper middle income dengan pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita 4.580 dollar Amerika Serikat (AS).
Pada akhir 2024, PNB per kapita Indonesia diperkirakan akan mencapai 5.500 dollar AS.
Di tengah net ekspor yang terkontraksi, konsumsi rumah tangga dan investasi memberikan sumbangan yang besar bagi pertumbuhan ekonomi.
Dari indikator sosial, tingkat kemiskinan ekstrem juga terus menurun ke angka 1,12 persen per Maret 2023.
Airlangga mengatakan, berbagai capaian kinerja ekonomi tersebut menjadi landasan yang baik untuk mencapai target-target pembangunan ke depan.
“Ini menjadi komitmen bersama agar pembangunan berkeadilan dengan pertumbuhan pemerataan ekonomi dan juga memperhatikan hak-hak rakyat,” ujarnya.