KOMPAS.com – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin rangkaian The 23rd ASEAN Economic Community Council (AECC) Meeting di Jakarta, Minggu (3/9/2023). Pertemuan ini merupakan persiapan penyelenggaraan KTT ke-43 ASEAN yang digelar mulai Selasa (5/9/2023) hingga Kamis (7/9/2023).
Acara tersebut dibagi menjadi dua sesi, yakni retrerat dan plenary. Pada pertemuan ini, dibahas lima isu di bidang ekonomi yang menjadi perhatian, yakni geopolitik, fragmentasi rantai pasok, transisi hijau, inovasi digital, dan pertumbuhan inklusif.
Pada sesi retreat, Airlangga membahas kondisi ekonomi terkini di kawasan ASEAN yang sangat dinamis. Menurutnya, perekonomian di kawasan ASEAN sudah pulih, bahkan telah melampaui kondisi prapandemi dengan total produk domestik bruto (PDB) sebesar 3,6 triliun dollar AS pada 2022.
Namun, di sisi lain, proyeksi perekonomian global ke depan mengindikasikan perlemahan dan ketidakpastian pertumbuhan. Hal ini, kata Airlangga, memberikan tantangan terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan.
Baca juga: Airlangga Hartarto Paparkan 4 Pelajaran Penting dalam Pengendalian Inflasi di Tanah Air
Untuk itu, katanya, semua pihak harus terus meningkatkan kerja sama dan integrasi ekonomi kawasan dalam rangka penguatan arsitektur perdagangan dan rantai pasok regional, membuat pilihan kebijakan untuk meningkatkan daya saing, ketahanan, serta reformasi struktural yang didorong oleh keberlanjutan.
“Kemudian, digitalisasi dan perubahan demografis, menjadikan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan regional dan mesin pertumbuhan global, sebagai tujuan utama investasi, serta pusat produksi global yang berdaya saing dan tepercaya,” kata Menko Airlangga dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (3/9/2023).
Pada pertemuan tersebut juga dibahas perkembangan penyusunan Visi ASEAN Pasca-2025, yakni Visi ASEAN 2045. Untuk diketahui, visi yang disusun untuk 20 tahun ke depan itu, bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN yang “Resilient, Innovative, Dynamic, and PeopleCentred”.
Baca juga: Airlangga: Reforma Agraria Penting dalam Pemulihan Ekonomi Nasional dan Atasi Kemiskinan Ekstrem
Oleh karena itu, para menteri menginstruksikan seluruh elemen badan sektoral terkait untuk segera menyusun workplan guna mendukung pencapaian Visi ASEAN 2045.
”Tugas selanjutnya adalah menyusun rencana strategis MEA pasca-2025,” ujar Airlangga.
Sebagai informasi, agenda tersebut juga dihadiri Sekretaris Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam Kemenko Perekonomian, Juru Bicara Kemenko Perekonomian, serta Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kemenko Perekonomian.