LG Mundur dari Investasi Baterai EV, Bahlil: Proyek Tetap Jalan, Hanya Ganti Investor

KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, proyek investasi kendaraan listrik (EV) tetap berjalan, meskipun LG Energy Solution memutuskan mundur.

Untuk diketahui, proyek yang telah disepakati pada 18 Desember 2020 dan senilai 9,8 milliar dollar Amerika Serikat (AS) itu tergabung dalam skema “Indonesia Grand Package”.

"Secara konsep, pembangunan dari Grand Package ini tidak ada yang berubah. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal," kata Bahlil melalui siaran persnya, Senin (22/4/2025).

Adapun proyek yang tersebut mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.

"Perubahan hanya terjadi pada level investor, di mana LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru, dan telah digantikan oleh mitra strategis dari Tiongkok, yaitu Huayou, bersama badan usaha milik negara (BUMN) kita," ungkap menteri asal Papua ini.

Baca juga: LG Batal Investasi Baterai EV Disebut karena RUU TNI, Ini Kata Wakil Ketua MPR

Ia menyatakan, pergantian investor adalah dinamika yang lazim dalam proyek berskala besar. Hal terpenting, semua mitra tetap berkomitmen dan pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berlangsung lancar.

"Proyek ini sudah berjalan, sebagian telah diresmikan dan mulai produksi, dan sisanya akan terus kami kawal hingga tuntas sesuai target. Tidak ada yang berubah dari tujuan awal yaitu menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia," ujar Bahlil.

Untuk diketahui komitmen proyek "Indonesia Grand Package” sudah terlihat dari peresmian pabrik sel baterai EV di Karawang, Jawa Barat oleh Presiden ke-7 Joko Widodo pada 3 Juli 2024. Pabrik ini pun menjadi pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia.

Pabrik tersebut adalah hasil kerja sama antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power serta telah beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 Gigawatt hour (GWh).

Pada kesempatan itu, Bahlil juga menanggapi kekhawatiran publik terkait dampak ketegangan geopolitik dan kondisi ekonomi global terhadap kelangsungan proyek “Indonesia Grand Package”

"Perlu kami sampaikan bahwa proyek ini tidak terpengaruh oleh dinamika global seperti perang atau ketidakpastian ekonomi. Investasi senilai hampir 8 miliar dollar AS untuk pengembangan tahap berikutnya tetap berjalan," katanya.

Baca juga: Prabowo Tetap Yakin Meski LG Batal Investasi: Indonesia Besar, Kuat, Cerah!

Bahlil menyatakan, groundbreaking proyek tahap lanjutan direncanakan dilakukan pada 2025. Jadi tidak ada penghentian atau pembatalan investasi sebagaimana yang dikhawatirkan masyarakat.

Ia mengatakan, pemerintah, melalui kerja sama lintas sektor antara Kementerian ESDM, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta Satuan Tugas Hilirisasi terus berkomitmen memastikan seluruh proyek dalam "Grand Package" terealisasi tepat waktu dan sesuai standar.

Langkah tersebut merupakan bagian integral dari strategi hilirisasi industri nikel dan transisi energi nasional menuju ekosistem kendaraan listrik yang berdaya saing global.