KOMPAS.com – Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri mebel. Tidak hanya karena memiliki sumber bahan baku melimpah, tapi juga perajin yang terampil.
Hal itu diakui Presiden Joko Widodo ( Jokowi) ketika saat meninjau Indonesia-International Furniture Expo 2019 di JI-Expo, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
“Saya melihat ada peningkatan soal desain mebel buatan pengrajin kita sekaligus pengusaha mebel lokal. Ini harus diapresiasi,” kata Jokowi seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.
Sementara itu, dari sisi bahan baku dari rotan, Indonesia memiliki potensi besar karena merupakan penghasil 80 persen bahan baku rotan dunia. Total ada 312 jenis spesies rotan yang bisa dimanfaatkan.
Melihat potensi tersebut, pemerintah pun optimistis kalau industri mebel bisa tumbuh di atas 10 persen Tak hanya itu, pemerintah juga mendorong industri mebel menjadi salah satu industri padat karya dan berorientasi ekspor.
Agar hal tersebut tercapai, Jokowi memastikan kalau pemerintah akan menyelesaikan pelbagai hambatan yang masih dialami pelaku usaha mebel nasional baik dalam proses produksi, pemasaran, maupun ekspor.
Pemerintah menyediakan pula fasilitas fiskal maupun nonfiskal. Dari sisi fiskal, misalnya terdapat kebijakan pemberian fasilitas tax allowance untuk investasi industri furnitur di luar Jawa.
Baca juga: Industri Mebel Perlu Terus Berinovasi Mengikuti Selera Konsumen
Saat ini, juga diusulkan agar perusahaan yang sudah mendapat fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) tidak perlu rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan soal impor kayu karena dinilai akan menghambat proses produksi.
Dalam upaya peningkatan kualitas produk furnitur nasional, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah meresmikan program pendidikan vokasi yang link and match.
Link and match yang dimaksud yakni antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan industri serta pembangunan Politeknik Furnitur di Jawa Tengah.
Perlu diketahui, industri mebel telah memberikan kontribusi positif bagi ekspor negara ini. Tercatat, nilai ekspor mebel pada Januari 2019 sebesar 113,36 juta dollar AS, atau sekitar Rp 1,61 triliun.
Sementara itu sepanjang tahun lalu, nilai ekspor furnitur nasional tembus hingga 1,69 miliar dollar AS, ekuivalen Rp 24 triliun atau naik sebesar 4 persen dibanding raihan pada 2017.
Sejatinya, industri mebel terkait langsung dengan Jokowi yang merupakan pengusaha mebel berorientasi ekspor di Kota Solo. Bahkan, Jokowi pernah memimpin Asosiasi Mebel dan Industri Kerajinan (Asmindo) Solo.
Saat itu, Jokowi membuat gebrakan berupa kawasan industri terpadu atau sentra mebel seluas 25 hektar (ha) di Kalijambe Sragen, Jawa Tengah.
Dengan track record Jokowi tersebut, tak pelak ada harapan mebel Indonesia menjadi nomor satu di dunia.