KOMPAS.com - Setelah tertunda hingga 30 tahun, Indonesia akhirnya memiliki Moda Raya Terpadu (MRT). Adalah penduduk Jakarta dan sekitarnya yang bisa menikmati MRT fase pertama sepanjang 16 kilometer (km).
Proyek layanan angkutan massal berbasis rel ini telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi), pada Minggu pagi (24/3/2019).
Seperti dijelaskan dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, pembangunan MRT Jakarta adalah buah dari keputusan berani Jokowi ketika menjadi gubernur DKI Jakarta.
Saat itu, Jokowi menyakini MRT bisa menjadi salah satu solusi kemacetan parah yang selalu menghantui ibu kota setiap hari.
Perlu diketahui, dampak dari kemacetan di Jakarta dan sekitarnya diperkirakan merugikan negara hingga mencapai Rp 100 triliun per tahun.
"Masa negara sebesar kita punya MRT baru sekarang? Itu keputusan politik baru saya saat jadi Gubernur dengan Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama, wakil gubernur DKI Jakarta, kala itu),” ujar Jokowi di acara Deklarasi Dukungan 10.000 Pengusaha untuk Jokowi-Amin oleh Pengusaha Pekerja Pro Jokowi (Kerjo) di Istora Senayan, Kamis malam, (21/3/2019).
Baca juga: Cerita Sutiyoso soal Mimpinya 15 Tahun Lalu Ingin Bangun MRT Jakarta
Lebih lanjut Jokowi menjelaskan alasan kenapa MRT selama 30 tahun tidak dibangun. Ini karena yang selalu dipaparkan ke Gubernur Jakarta adalah masalah untung dan rugi saja.
“Sampai kapan pun transportasi massal pasti rugi," tegas Jokowi.
Seiring dengan peresmian MRT fase 1 dengan rute Lebak Bulus - Bundaran HI, dicanangkan juga proyek pembangunan fase 2, dari titik Bundaran HI hingga ke Kota.
Dengan peresmian fase 1 dan pencanangan fase 2 ini, tahap pertama MRT koridor utara-selatan Lebak Bulus-Kota semakin pasti bisa terwujud. Selanjutnya, tahap ke-2 koridor barat timur dari arah Tangerang-Bekasi yang masih menunggu kepastian.
MRT sebenarnya sudah digagas sejak tahun 1985, dengan tujuan mengurangi kemacetan di Ibukota. Ada lebih dari 25 studi subyek umum dan khusus yang telah dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem MRT di Jakarta. Akan tetapi, proyek ini tak kunjung berjalan.
Tatkala Jokowi menjabat Gubernur DKI, proyek MRT masuk menjadi salah satu prioritas dalam anggaran Jakarta pada 2013. Pada tahun yang sama tepatnya 10 Oktober 2013, Jokowi meresmikan dimulainya pembangunan MRT.
Diyakini jalur MRT sepanjang sekitar 231 km di Jakarta dan sekitarnya dan senilai sekitar Rp 571 triliun itu menguntungkan secara hitungan makro.
Dengan demikian, persepsi pembangunan infrastruktur dalam hal ini pembangunan MRT merugikan, sejatinya akan tergantikan.
Sebab pembangunan infrastruktur terbukti dapat memberikan efek pengganda (multiplier effect) bagi perekonomian bangsa dan negara, baik masyarakat pemerintah pusat dan daerah itu sendiri.
Baca juga: Jokowi Perintahkan Gubernur Anies Bangun MRT Jakarta Fase 3 Tahun Ini
#IndonesiaOptimis