Harga Bahan Pokok Masih Tinggi, Said Abdullah: Skema Impor Harus Diperbaiki

Kompas.com - 17/03/2024, 20:36 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Said Abdullah.DOK. PDIP. Said Abdullah.

KOMPAS.com – Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Said Abdullah mengatakan bahwa pemerintah perlu memperhatikan harga beberapa bahan kebutuhan pokok yang masih tinggi, termasuk bahan pangan yang ditopang dari suplai impor.

Tak hanya itu, sejumlah bahan pokok juga sulit didapat. Bahkan, Indonesia harus bersaing dengan negara lain untuk mendapatkannya.

“Harga beras di pasar internasional masih (cenderung) tinggi walaupun ada tren penurunan (harga) sekitar 8 dollar AS (jika) dibanding Februari 2024, yakni dari 19 dollar AS menjadi 17 dollar AS per kuintal. Namun, harga ini, masih terbilang tinggi ketimbang 2022 dan 2023,” jelas Said dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (17/3/2024).

Sementara, harga gula di pasar internasional berkisar 22 dollar AS per pound. Harga ini lebih tinggi jika dibandingkan 2023 yang mencapai 18-22 dollar AS per pound.

Baca juga: Pemerintah Berencana Naikkan PPN Jadi 12 Persen, Said Abdullah: Perlu Kajian yang Matang

Kemudian, beberapa bahan pangan lain, seperti jagung, kedelai, gandum, dan daging, di pasar internasional juga menunjukkan tren penurunan harga.

“Tren penurunan harga itu seharusnya dapat menjadi kesempatan pemerintah untuk mengamankan pasokan dalam negeri. Apalagi, saat terjadi peningkatan permintaan pada momen Ramadhan dan Idul Fitri,” tegas Said.

Said menilai, untuk memastikan ketersediaan bahan pangan, pemerintah dapat melakukan impor dengan perbaikan skema. Skema kuota yang selama ini digunakan sebaiknya diubah menjadi skema tarif untuk menjaga kegiatan impor.

Selain itu, pemerintah juga perlu menggelar operasi pasar berskala besar. Sebab, setiap kenaikan harga pangan memicu daya beli.

“Daya beli rakyat yang menurun akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sebab, lebih dari 50 persen ekonomi nasional ditopang oleh konsumsi rumah tangga,” ucap Said.

Lebih dari itu, pemerintah juga perlu memastikan seluruh program bantuan sosial (bansos) dapat dijangkau oleh rumah tangga miskin dan sangat miskin.

Baca juga: Catat 529.792 Suara, Said Abdullah Dulang Suara Caleg Tertinggi Nasional

“Kenaikan harga kebutuhan pokok akan menyulitkan kondisi perekonomian mereka. Program bansos diharapkan (dapat) menjadi peredam dari tekanan ekonomi yang mereka hadapi,” kata dia.

Said juga menekankan, urusan pangan pokok jangan hanya menjadi slogan jangka panjang. Pemerintah sendiri telah membentuk berbagai lembaga dan badan yang mengurusi pangan. Namun, peta jalan untuk mencapai kemandirian pangan belum serius dijalankan.

“(Hal yang) lebih menyedihkan, urusan pangan dijadikan komoditas politik pada pemilihan umum (pemilu). Orang miskin menjadi aset elektoral,” ujar Said.

Said berharap, hal tersebut tidak terulang. Sebab, menurutnya, bangsa Indonesia tak akan maju jika urusan pangan tidak tuntas.

Terkini Lainnya
PDI-P Tetap di Luar Pemerintahan Meski Mega dan Prabowo Bertemu, Said Abdullah: Bukan Politik Dagang Sapi
PDI-P Tetap di Luar Pemerintahan Meski Mega dan Prabowo Bertemu, Said Abdullah: Bukan Politik Dagang Sapi
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
HUT PDI-P, Said Abdullah Paparkan 2 Pesan Megawati Soekarnoputri
HUT PDI-P, Said Abdullah Paparkan 2 Pesan Megawati Soekarnoputri
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Dituding Lakukan Politik Uang di Sumenep, Said Abdullah: Itu Sesat Pikir
Dituding Lakukan Politik Uang di Sumenep, Said Abdullah: Itu Sesat Pikir
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,1 persen pada 2025, Said Abdullah Paparkan 6 Tantangannya
Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,1 persen pada 2025, Said Abdullah Paparkan 6 Tantangannya
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Said Abdullah Ungkap Cara Tingkatkan Kontribusi Koperasi ke Ekonomi Nasional
Said Abdullah Ungkap Cara Tingkatkan Kontribusi Koperasi ke Ekonomi Nasional
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Hasto Tersangka KPK, Said Abdullah: Semoga Tidak Jadi Pengadilan Opini
Hasto Tersangka KPK, Said Abdullah: Semoga Tidak Jadi Pengadilan Opini
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Parpol Saling Kritik soal PPN 12 Persen, Said Abdullah Jelaskan Awal Mula Penyusunan UU HPP
Parpol Saling Kritik soal PPN 12 Persen, Said Abdullah Jelaskan Awal Mula Penyusunan UU HPP
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Said Abdullah: Pemerintah Perlu Siapkan Mitigasi Komprehensif Dampak Kenaikan PPN 12 Persen
Said Abdullah: Pemerintah Perlu Siapkan Mitigasi Komprehensif Dampak Kenaikan PPN 12 Persen
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Rapat dengan 7 Menko, Said Abdullah Dukung Rencana Anggaran yang Disampaikan
Rapat dengan 7 Menko, Said Abdullah Dukung Rencana Anggaran yang Disampaikan
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Jelang Pilkada Serentak, Said Abdullah Yakini Pilkada Jatim Bakal Demokratis dan Jurdil
Jelang Pilkada Serentak, Said Abdullah Yakini Pilkada Jatim Bakal Demokratis dan Jurdil
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Relawan Anak Abah Blitar Raya Nyatakan Dukungan untuk Risma-Gus Hans
Relawan Anak Abah Blitar Raya Nyatakan Dukungan untuk Risma-Gus Hans
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Tokoh Madura se-Kota Malang Mendukung dan Siap Menangkan Risma-Gus Hans
Tokoh Madura se-Kota Malang Mendukung dan Siap Menangkan Risma-Gus Hans
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Tugas Pimpinan dan Dewas KPK Berat, Said Abdullah Jelaskan 4 Hal yang Harus Dilakukan
Tugas Pimpinan dan Dewas KPK Berat, Said Abdullah Jelaskan 4 Hal yang Harus Dilakukan
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Said Abdullah: Prabowo-Gibran Harus Fokus pada Pengurangan Kemiskinan, Peningkatan SDM, dan Kemandirian Ekonomi
Said Abdullah: Prabowo-Gibran Harus Fokus pada Pengurangan Kemiskinan, Peningkatan SDM, dan Kemandirian Ekonomi
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Mitra Kerja Kemenkeu, Bappenas dan BI, Banggar DPR Disebut Said Sangatlah Penting
Mitra Kerja Kemenkeu, Bappenas dan BI, Banggar DPR Disebut Said Sangatlah Penting
PDIPerjuangan Untuk Indonesia Raya
Bagikan artikel ini melalui
Oke