KOMPAS.com - DPR RI berperan sebagai penyelenggara Konferensi Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau konferensi parlemen negara negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang ke-19, Senin (12/5/2025) hingga Kamis (15/5/2025).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Said Abdullah mengatakan, sebagai kekuatan peradaban, negara-negara OKI harus mampu menjadi pelopor bagi perdamaian dunia dan tata dunia yang lebih baik.
“Saya sangat mendukung dunia Islam yang memiliki populasi lebih dari 2 miliar dan merupakan seperempat jumlah penduduk dunia telah menjadi kekuatan peradaban,” katanya dalam siaran pers.
Hal itu, kata Said, seperti yang ditegaskan Ketua DPR RI Puan Maharani dalam pembukaan PUIC kemarin siang.
Dia juga mengaku sedih karena banyak negara-negara berpenduduk muslim terlibat dalam pertikaian. Paling baru, Pakistan selaku anggota OKI terlibat perang dengan India.
“Lebih menyedihkan lagi, Palestina mengalami pembumihangusan oleh Israel secara kejam. Bahkan, bantuan kemanusiaan tidak bisa tersalurkan karena di blokade Israel,” jelasnya.
Said menilai, dunia seolah lumpuh untuk mewujudkan kedaulatan dan kemerdekaan Palestina. Padahal, Israel melakukan aksi-aksi di luar peri kemanusiaan terhadap warga Palestina.
Di sisi lain, tidak ada hukuman apa pun terhadap Israel yang seharusnya dibawa ke meja hijau Mahkamah Internasional di Den Haag.
Said mengatakan, melalui konferensi PUIC yang dipimpin Puan, Indonesia bisa mendorong agar pemerintah negara-negara anggota OKI bisa bersatu untuk menghentikan agresi militer Israel ke Palestina dan memulihkan kembali peradaban yang damai di Palestina.
“Saya berharap konferensi PUIC merekomendasikan tuntutan terhadap Israel ke Mahkamah Internasional,” ujarnya.
Di sisi lain, dunia menghadapi persaingan ekonomi dan politik, seperti perang tarif perdagangan yang merusak tatanan perdagangan global, perubahan iklim, kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketegangan geopolitik.
Baca juga: PUIC 2025 di Jakarta: Momentum Negara Islam Bersatu Suarakan Kemerdekaan Palestina
Said berharap, melalui rekomendasi PUIC ini, dunia Islam mampu memanifestasikan ajaran ajaran Islam yang rahmatan lil alamin untuk memberikan jalan keluar atas masalah masalah diatas.
Dia mengatakan, saat ini banyak negara negara berpenduduk mayoritas muslim menghadapi tantangan politik, perang, dan konflik sosial antarfaksi-faksi politik, dan tidak mampu mengelola politik secara beradab melalui jalur demokrasi.
“Indonesia yang juga anggota OKI dan menjadi berpenduduk muslim terbesar di dunia dapat mengambil peran menjadi role model bagi negara negara anggota OKI melalui konferensi PUIC,” katanya.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu menyebutkan, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar yang maju, Indonesia bisa menghadirkan demokrasi dalam kehidupan politik.
Menurutnya, Islam yang sakral dan demokrasi yang profan bisa dipadukan dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia.
Baca juga: Puan Pimpin Sidang Pembukaan Konferensi PUIC Ke-19, Ini Agendanya
“Salah satu perwujudan demokrasi kita yang sulit dijumpai di mayoritas negara muslim adalah ruang partisipasi perempuan yang luas di berbagai bidang,” ujarnya.
Said mengatakan, parlemen Indonesia membuktikan, di bawah kepemimpinan perempuan bisa menjadi parlemen yang disegani dunia dan menjadi bagian dari parlemen global, yang aktif menyuarakan perdamaian dunia, politik global yang lebih setara, dan berbagai agenda pembangunan.
Menurutnya, momentum pertemuan PUIC harus menjadi ruang konsolidasi dan menjadi common bonding negara-negara muslim untuk lebih solid, setidak untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
“Dengan demikian, PUIC ke-19 ini memberikan makna penting bagi pencapaian resolusi damai di Timur Tengah, yang selama ini gagal terwujud,” ujarnya.
Baca juga: Buka Sidang Parlemen OKI, Puan: Kita Berkumpul Di Tengah Situasi Menyedihkan Gaza…