JAKARTA, KOMPAS.com -- Salah satu narasi paling kuat Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia adalah program wajib belajar 16 tahun. Dengan program ini, kuliah pun akan bisa jadi gratis, sebagaimana sekarang SD, SMP, dan SMA.
"Di lapangan, kami sampai disebut sebagai Partai Kuliah Gratis," kata Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta, lewat percakapan telepon, Kamis (8/2/2024) malam.
Cerita ini, lanjut Anis, dijumpai dalam survei internal yang mereka gelar. Ketika responden ditanya tentang Partai Gelora, salah satu respons tercepat yang muncul adalah identifikasi partai nomor urut 7 ini sebagai Partai Kuliah Gratis tersebut.
"Kalau mau kuliah gratis, pilih Partai Gelora. Juga, menangkan Prabowo-Gibran satu putaran," ujar Anis Matta.
Program kuliah gratis merupakan rangkaian dari visi dan misi Partai Gelora untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Rangkaiannya dimulai dari program gizi untuk ibu hamil.
Baca juga: Anis Matta: Umat Islam Hendaknya Dukung Prabowo-Gibran
"Dengan ibu hamil kita pasok gizinya, kita berharap stunting akan musnah dari Indonesia," kata Anis dalam setiap orasinya di Dialog Keumatan dan beragam kesempatan lain.
Bantuan gizi ini akan terus berlanjut sampai anak lahir. Misal, dengan bantuan gizi bagi ibu menyusui dan pengoptimalan peran pos pelayanan terpadu (posyandu).
Lalu, saat anak sekolah, program makan siang gratis akan diberikan. Untuk program ini, tak hanya gizi anak yang ingin disokong, tetapi juga perekonomian warga secara keseluruhan.
"Anggaran untuk program ini sekitar Rp 400 triliun. Nanti, yang menyediakan makanannya, telurnya, itu masyarakat sekitar sekolah. Uang berputar di masyarakat," kata Anis.
Ini kemudian berlanjut lagi dengan program kuliah gratis tadi. Cara yang akan ditempuh Partai Gelora adalah memperjuangkan wajib belajar diperpanjang menjadi 16 tahun.
Baca juga: Anis Matta Minta Pendukung Prabowo-Gibran Tak Alergi dengan Kalimat “Aamiin Ya Rabbal Alamin”
"Dengan begini, kelak di usia produktif mereka bisa optimal berkontribusi bagi negara karena punya bekal gizi yang baik sejak dini dan pendidikan yang tinggi," tegas Anis.
Setelah bekal gizi dan pendidikan diberikan oleh negara, lanjut Anis, tugas anak-anak bangsa adalah bekerja sebaik-baiknya sehingga pemasukan negara pun bisa naik lewat penerimaan pajak.
"Nantinya, setelah lewat masa produktif, masuk usia lansia, negara hadir lagi dengan memperhatikan kesejahteraan lansia," imbuh Anis.
Terkait Prabowo-Gibran, Partai Gelora merupakan salah satu partai yang ada di Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengsung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 di Pemilu Presiden 2024 tersebut.
Dalam debat terakhir Pemilu Presiden 2024, Minggu (4/2/2024), Prabowo Subianto mengungkap pula sederet program perbaikan kualitas SDM Indonesia yang hendak dia jalankan bila terpilih, sebagaimana yang dikampanyekan Partai Gelora juga.
Baca juga: Anis Matta Klaim Gibran Unggul dalam Penguasaan Panggung Debat Cawapres
Selain kuliah gratis, Partai Gelora mengusung pula sejumlah narasi utama dalam kampanye mereka sebagai partai baru untuk bisa lolos ke Senayan. Narasi ini akan menjadi program mereka bila melewati parliamentary treshold, apalagi bila Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.
Di antara narasi utama Partai Gelora itu adalah menjadikan Indonesia sebagai negara superpower baru dan rekonsiliasi elite nasional. Lalu, ada juga rencana mereka menjadikan Indonesia bebas buta huruf aksara Al Quran.
"Partai Gelora adalah wakil umat di Koalisi Indonesia Maju," ujar Anis dalam sejumlah kesempatan.
Menurut dia, apa pun program yang akan dijalankan bila Prabowo-Gibran memenangi Pemilu Presiden 2024, yang paling banyak mendapatkan manfaat dari kebijakan itu adalah umat Islam sebagai populasi mayoritas.
Baca juga: Anis Matta: Pilpres 2024 Lebih Kondusif, walau Tetap Ada Bibit Ketegangan